Kamis 24 Jan 2019 16:16 WIB

Penumpang Beralih ke Kereta dengan Alasan Keselamatan

PT KAI mencatat adanya kenaikan jumlah penumpang.

Suasana di stasiun kereta api.
Foto: Yusuf Assidiq.
Suasana di stasiun kereta api.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT KAI Daop 1 Jakarta mengklaim adanya peralihan penumpang udara ke moda transportasi kereta belakangan disebabkan karena alasan jaminan keselamatan yang lebih pasti. PT KAI mengakui terjadi lonjakan penumpang, terutama sejak peristiwa jatuhnya pesawat Lion Air pada akhir Oktober 2018.

"Saya hanya tanya-tanya ke penumpang, baik penumpang KA Sleeper maupun KA Eksekutif, ternyata pertimbangan mereka adalah faktor keselamatan kereta api yang dinilai lebih aman," kata Executive Vice President KAI Daop 1 Jakarta R Dadan Rudiansyah dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (24/1).

Dadan mengaku pihaknya tengah melakukan survei mengenai fenomena beralihnya penumpang pesawat terbang ke kereta api yang terjadi belakangan. Menurut dia, kejadian jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 pada akhir Oktober 2018 merupakan salah satu faktor pemicu peralihan tersebut.

Ia pun mengakui adanya peningkatan volume penumpang setelah kejadian tersebut. "Sebetulnya kami sedang mencoba membuat kuesioner atau penelitian mengenai ini karena secara umum memang ada peningkatan karena beralih dari pesawat," katanya.

Dadan mengatakan pihaknya akan memanfaatkan momentum peningkatan tersebut dengan meningkatkan layanan. Salah satu upayanya dengan mengganti rangkaian kereta.

KAI telah membeli 438 kereta dari PT INKA (Persero) yang diharapkan bisa dioperasikan sebelum Lebaran atau pertengahan tahun 2019 ini. "Rencananya sebelum Lebaran sudah datang sehingga kami bisa meningkatkan pelayanan. Kereta yang usianya di atas 30 tahun akan diganti," ujarnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement