Kamis 24 Jan 2019 14:20 WIB

Penjualan Rumah Bekas di 2018 Meningkat

Selain Jabodetabek, rumah bekas banyak dicari di Surabaya.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Indira Rezkisari
Pengunjung melihat produk properti yang ditawarkan dalam sebuah pameran.
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Pengunjung melihat produk properti yang ditawarkan dalam sebuah pameran.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Country General Manager Rumah123.com, Ignatius Untung, mengatakan bahwa tren penjualan rumah sekunder atau bekas pada 2018 cenderung mengalami peningkatan. Untung menjelaskan data ini didapat oleh Rumah123.com dari hitungan statistik mesin penelusur.

Untung menjelaskan para pencari rumah bekas rata rata menyasar wilayah Jabodetabek. Dalam mesin pencarian, tercatat bahwa tiga area teratas adalah Depok, Tangerang dan Bogor.

Baca Juga

"Memang mengalami kenaikan pada 2018 lalu untuk rumah rumah bekas. Hal ini kami melihat selain karena tingkat efektivitas juga karena para pembeli memperhitungkan kalkulasi pendapatan mereka," ujar Untung, di Hotel JS Luwansa, Rabu (24/1).

Untung menambahkan selain di Jabodetabek, pencarian rumah bekas justru meningkat terjadi di daerah Surabaya. Menariknya pencarian properti di daerah tersebut meningkat dua kali lipat apabila dibandingkan periode sebelumnya.

"Pencarian properti di Surabaya meningkat dua kali lipat dari tahun sebelumya," imbuhnya.

Dari tren pencarian rumah yang dilakukan di Jabodetabek dan Surabaya, rata-rata pihaknya mencatat harga rumah yang diminati para pencari properti yakni di antara Rp 500 juta sampai Rp 1 miliar.

"Pada 2018 tren pencarian rumah tidak turun di bulan-bulan yang terdahulu dianggap bukan bulannya properti seperti pada saat bulan Juni-Juli bulannya anak sekolah dan juga bulannya Lebaran," pungkasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement