REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- WWF Indonesia menyebutkan bahwa praktik lembaga jasa keuangan di Singapura mempengaruhi upaya pembangunan berkelanjutan di Indonesia. Hal ini dikarenakan Singapura merupakan hub aliran keuangan ke Asia.
Menurut Kepala Program Keuangan Berkelanjutan WWF-Indonesia Rizkiasari Yudawinata ketika dihubungi di Jakarta, Rabu (23/1), mengatakan keputusan pemberian pinjaman dan investasi yang diambil oleh lembaga keuangan yang berbasis di Singapura akan memiliki dampak signifikan pada kontribusi di kawasan ini, termasuk Indonesia. Sebagai gambaran untuk Indonesia, Rizkiasari menyebutkan bahwa Singapura merupakan mitra dagang terbesar ketiga di Indonesia.
Pada 2017, transaksi dengan Singapura mencapai 59,4 miliar dolar AS dan mereka menjadi investor utama di Indonesia. "Berdasarkan data yang tersedia, 10 saham terbesar yang terdaftar di Singapore Exchange Limited (SGX) contohnya, lebih dari 10 persen pendapatannya berasal dari usaha di Indonesia," kata Rizkiasari.
Selain itu, menurut Rizkiasari, Singapura juga merupakan negara pemberi utang terbesar Indonesia dan beberapa bank Singapura juga mempunyai kepemilikan saham di beberapa bank komersial di Indonesia.
"Dapat dikatakan dari hubungan dimaksud dapat mengindikasikan seberapa besar cakupan yang dapat dipengaruhi untuk mendorong pembangunan berkelanjutan baik di Asia, termasuk di Indonesia," ujar dia.
Sebelumnya diberitakan bahwa platform multipihak yang terdiri dari industri keuangan, akademisi, hingga organisasi berbasis ilmu pengetahuan meluncurkan sebuah inisiatif -Asia Sustainable Finance Initiative (ASFI), yang mendorong arah aliran dari berbagai lembaga jasa keuangan yang berbasis di Singapura untuk fokus pada pembangunan berkelanjutan.
Tren industri keuangan berkelanjutan ditandai oleh sejumlah inisiatif seperti ASFI regulasi yang kian bertumbuhan untuk mempercepat integrasi prinsip-prinsip Tata Kelola, Lingkungan dan Sosial ke dalam pengambilan keputusan keuangan, menangkap peluang investasi dan untuk memastikan bahwa kontribusi sektor ini tetap konsisten dengan Perjanjian Paris (Paris Agreement) dan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs).