REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina EP, sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, mencatat target kinerja positif per akhir Desember 2018. Pertamina EP berupaya terus menggenjot produksinya.
Presiden Direktur PT Pertamina EP Nanang Abdul Manaf menjelaskan tercatat produksi minyak untuk Pertamina EP adalah 79.690 BOPD atau 96 persen dari target 83 ribu BOPD, sedangkan untuk produksi gas Pertamina EP adalah 1.017 MMSCFD atau 103 persen dari target 986 MMSCFD. Untuk total produksi minyak dan gas Pertamina EP adalah 255 MBOEPD atau 101 persen dari target 253 MBOEPD.
“Kami bersyukur karena produksi minyak dan gas (ekuivalen) PT Pertamina EP melebih target yang sudah ditetapkan pada rencana kerja,” ungkapnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil kontribusi seluruh pekerja dan mitra kerja Pertamina EP tanpa terkecuali.
Sepanjang tahun 2018, selain melakukan pemboran sumur baru, capaian produksi juga diperoleh melalui kegiatan work over, well service, dan well intervention. Kegiatan perawatan sumur yang sudah dijalankan diharapkan dapat mendukung lifetime sumur existing sehingga menjadi lebih panjang.
Nanang juga berharap bahwa PT Pertamina EP dapat menemukan prospektif pemboran baru dengan nilai komersialitas yang tinggi. Kontributor untuk produksi minyak Pertamina EP terutama dari Asset 4 dan Asset 5, serta untuk kotributor produksi gas Pertamina EP berasal dari Asset 2, Asset 4, dan Asset 5. Pencapaian PT Pertamina EP lainnya adalah penurunan decline rate di tahun 2018 menjadi incline rate sebesar tujuh persen.
Hal tersebut merupakan prestasi tersendiri dan cukup progresif dari beberapa tahun terakhir. Untuk kinerja keuangan sendiri, PT Pertamina EP mencatat laba bersih sebesar 753 juta dolar AS sepanjang tahun 2018.
Nanang juga menjelaskan strategi untuk mencapai rencana kerja tahun 2019 antara lain adalah untuk memenuhi aspek HSSE, fokus eksekusi program kerja bor, work over, well service, dan well intervention yang sudah direncanakan, monitor terintegrasi proses pengadaan, monitoring progress fisik dan biaya secara rutin, sinergi antar fungsi sebagai dasar eksekusi Rencana Kerja, serta cost effectiveness. Salah satu implementasi di akhir tahun 2018 lalu adalah melaksanakan kegiatan pemboran yang merupakan rencana kerja 2019, bahkan beberapa tajak sumur dilaksanakan di malam pergantian tahun.
Selain kinerja operasional, PT Pertamina EP juga berhasil mendapatkan predikat Program Penilaian Peringkat Kinerja Perusahaan (PROPER) Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia sebanyak 4 (empat) predikat emas, 11 (sebelas) predikat hijau, dan 4 (empat) predikat biru.
“Kami percaya dengan bersinergi antar fungsi dan semangat untuk mencapai rencana kerja yang sudah diterapkan dapat memberikan kontribusi terbaik bagi Perusahaan dan bagi Negara Republik Indonesia," katanya.