REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tahun ini, Indonesia masih menjadi pasar menarik untuk investasi baik dari dalam maupun luar negeri. Pemilihan umum di negara ini tidak memberikan pengaruh pada investasi.
Head of Mandiri Institute Moekti Soejachmoen mengatakan, biasanya pada tahun politik, investor akan wait and see bagaimana hasil pemiliu dan mutu dari pemerintahan baru. Namun, ekonomi Indonesia tidak terlalu erat kaitannya dengan politik. Setidaknya, lima persen ekonomi Indonesia tetap tumbuh.
"Sektor yang masih punya prospek adalah tourism, baik turis mancanegara maupun dalam negeri," ujarnya saat ditemui di Plaza Mandiri, Senin (21/1).
Seperti diketahui, milenial mengalami perubahan pola konsumsi dari pakaian ke pengalaman, salah satunya adalah dengan pariwisata. Apalagi, Indonesia memiliki banyak pariwisata bagus yang perlu disiapkan dengan baik. Bukan hanya dari segi infrastruktur tapi juga sumber daya manusia (SDM).
Baca juga, Indonesia Perlu Fokus di Sektor Manufaktur
Penduduk lokal harus mampu menerima turis baik lokal maupu asing. "Karena pengalaman itu bisa menjadi good promotion untuk area tersebut. Tapi, sekali mereka mengalami pengalaman tidak mengenakkan maka sebaliknya," kata dia.
Ia melanjutkan, sektor lain yang memiliko prospek baik adalah manufaktur. Menurutnya, selama ini pertumbuhan ekonomi Indonesia didukung oleh komoditas. Sayangnya, harga komoditas sangat fluktuatif karena bergantung pada harga global.
"Oleh sebab itu sekarang kita perlu kembali ke sektor manufaktur karena kontraknya jangka panjang dan penyerapan tenaga kerjanya lebih besar sehingga diharapkan bisa mendorong pertumbuhan lebih dari lima persen," ujar dia.