REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amartha, perusahaan financial technology (fintech) peer to peer lending (p2p lending) mengadakan 'Pemilihan Perempuan Tangguh Amartha 2018', Penghargaan ini diberikan untuk memberikan apresiasi kepada pengusaha mikro perempuan di Indonesia.
Pada Oktober 2018, Amartha telah menyeleksi para nominasi terdiri dari 10 pengusaha mikro perempuan yang merupakan mitra usaha Amartha. Mereka adalah 10 perempuan tangguh yang tersebar di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur.
Pendiri dan CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra mengatkan pemilihan Perempuan Tangguh Amartha merupakan wujud apresiasi terhadap pengusaha mikro perempuan di desa yang telah berhasil menjadi perempuan tangguh dan mandiri secara ekonomi. "Ini merupakan salah satu wujud kepedulian Amartha terhadap inklusi keuangan di Indonesia,” kata dia.
Andi mengatakan, 100 persen mitra usaha Amartha adalah perempuan karena kami memahami bahwa pembangunan yang sustainable harus memperhatikan kesetaraan gender. Hal penting yang dilakukan oleh Amartha adalah melakukan pelatihan literasi keuangan dan memberdayakan mereka secara ekonomi untuk mempersiapkan keluarga yang lebih sejahtera.
“Amartha secara proaktif berpartisipasi dalam pengentasan segala bentuk kemiskinan di semua tempat. Amartha berkomitmen mengurangi angka kemiskinan melalui akses pembiayaan untuk meningkatkan pendapatan keluarga,” tutup Andi.
Sepuluh pengusaha mikro perempuan tersebut bergerak di usaha perdagangan, perkebunan dan perikanan. Mereka adalah Ade Sholihah (usaha bubur ayam) dari Tanjung Siang, Agus Tiningsih (usaha toko kelontong) dari Sukorejo, Apsiah (usaha ikan cupang) dari Ciseeng, Lilis (usaha pembuat golok) dari Ciseeng, Marnah (usaha kuliner) dari Kemang, Nia Sutiah (usaha kuliner) dari Pegaden, Nurjanah (usaha toko kelontong) dari Kemang, Ririn (usaha gula kelapa) dari Sukorejo, Sri Suwarni (usaha kuliner) dari Jatinom, dan Suyanti (usaha toko kelontong) dari Tanjung Siang.
Adapun tiga perempuan tangguh yang terpilih yakni Ade Sholihah sebagai pemenang pertama mendapatkan hadiah Umroh, Sri Suwarni sebagai pemenang kedua mendapatkan hadiah sebesar Rp 5 juta dan Apsiah sebesar Rp 3 juta. Mereka merupakan pengusaha mikro perempuan terbaik dari mitra usaha Amartha yang telah berhasil mandiri dan memberikan dampak di desanya.
“Kami telah memberikan hadiah utama umroh kepada ibu Ade yang merupakan seorang ibu yang memiliki usaha bubur dan bakso. Dia berhasil mengembangkan usahanya serta memberikan dampak di desanya. Bahkan, dia berhasil menyekolahkan anaknya hingga kuliah melalui usaha tersebut,” ujar Andi.
Ade bersyukur bahwa dirinya berhasil mendapatkan juara pertama. Mulanya, dia terkejut saat terpilih masuk nominasi Amartha Perempuan Tangguh Awards 2018. Dia tak pernah menyangka terdaftar nominasi serta memenangkan penghargaan tersebut.
“Alhamdulillah, saya bersyukur dan ucapkan terima kasih untuk Amartha dan terutama untuk para pendana di Amartha. Terima kasih atas kepercayaannya selama ini,” kata Ade.
Selain itu, Apsiah yang telah mengembangkan usahanya sejak 2011 terbantu dengan pembiayaan modal dari Amartha. Dia telah memiliki motor, mobil dan rumah milik sendiri. Awalnya, suami Apsiah masih bekerja dengan pemilik ikan cupang di salah satu toko di Jakarta. Kini, dia telah memiliki dua toko ikan cupang di Jakarta.
“Sekarang saya sudah punya toko di Blok M dan Jatinegara. Rencana ingin punya toko di jalan raya. Saya juga mau tambah ikan hias” kata Apsiah.
Sri Suwarni juga terkejut saat Amartha berkunjung ke rumahnya di daerah Klaten, Jawa Tengah. Saat menerima hadiah tersebut, Suwarni akan mengunakan hadiah tersebut untuk membeli gerobak. “Hadiah uang ini buat saya beli gerobak baru untuk menjual nasi belut,” ucapnya dengan bahagia.