Rabu 16 Jan 2019 15:35 WIB

Jokowi Tanggapi Kritik Prabowo Soal BUMN Bangkrut

Jokowi menyarankan untukj tidak bersikap pesimistis menanggapi berbagai persoalan

Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan di SICC, Sentul, ogor, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Presiden Joko Widodo memberikan arahan dalam acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan di SICC, Sentul, ogor, Jawa Barat, Rabu (16/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SENTUL - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan, siapapun yang berbicara soal kinerja badan usaha milik negara (BUMN) apalagi yang disebut bangkrut harus merujuk dan memakai data yang valid. Pernyataan itu disampaikan Jokowi terkait kritikan capres Prabowo Subianto.

Prabowo menyebut kebijakan Pemerintahan Jokowi membuat banyak BUMN bangkrut. "Ya kalau kita bicara yang penting, satu pakai data, bicara pakai data," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) setelah acara Program Wirausaha ASN dan Pensiunan di Sentul International Convention Center (SICC) di Sentul, Bogor, Jawa Barat, Rabu (16/1).

Baca Juga

Presiden Jokowi yang didampingi Menteri BUMN Rini Soemarno menanggapi dengan senyum pertanyaan yang dilontarkan wartawan tersebut. Jokowi sekaligus menyarankan semua pihak tidak selalu bersikap pesimistis menanggapi berbagai persoalan.

"Yang kedua jangan pesimis kalau ada yang belum baik ya, banyak yang belum baik tapi kita harus optimis, kita perbaiki, kita perbaiki, kita perbaiki. Itu tugas kita," katanya.

Meski belum sepenuhnya sempurna, Presiden Jokowi mengaku siap untuk terus memperbaiki dan mengevaluasi sejumlah kebijakan agar ke depan semakin baik. Ia kemudian menyerahkan kepada Menteri BUMN Rini Soemarno jika ada yang ingin menanyakan berbagai hal atau data terkait BUMN.

"Urusan data urusan BUMN ke Bu Menteri," katanya.

Hal yang sama saat disampaikan Presiden Jokowi ditanya perihal TNI yang jika diminta berperang kemungkinan hanya mampu bertahan dalam tiga hari karena pelurunya kurang. "Tanya ke Panglima (TNI) saja," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement