Selasa 15 Jan 2019 18:36 WIB

Petani Sayuran Butuh Benih Unggul

Produksi petani sayur tahun ini diperkirakan masih sama dengan capaian 2018.

Petani memetik cabai. (ilustrasi)
Foto: Adeng Bustomi/Antara
Petani memetik cabai. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Petani sayuran membutuhkan benih unggul berkualitas untuk menghadapi cuaca yang tidak mendukung pada 2019. Ketua Kelompok Tani dan Nelayan Andalan (KTNA) Winarno Tohir mengatakan cuaca berpengaruh pada produksi petani sayuran Indonesia termasuk kondisi curah hujan pada awal 2019.

"Benih unggul berkualitas memiliki daya tahan terhadap penyakit yang lebih tinggi dan tetap dapat berproduksi maksimal dengan ketersediaan air yang terbatas," ujar Winarno.

Ada sejumlah varietas yang toleran terjadap kekeringan. Sebut saja benih unggul yang dikembangkan perusahaan benih, PT East West Seed Indonesia (Ewindo), seperti benih cabai kriting Laba F1 dan cabai besar Gada MK.

Dengan cuaca yang tak bersahabat untuk cocok tanam, Winarno memperkirakan produksi petani sayur masih sama dengan capaian 2018. Terlebih, harga sayuran juga belum kunjung membaik.

"Kondisi ini membuat sejumlah petani mengurangi areal tanamnya, meskipun di beberapa daerah juga ada petani yang memperluas lahannya. Ini yang membuat produksi tahun ini tidak akan berbeda jauh dengan tahun lalu," kata dia.

Winarno mengatakan, kondisi ini tidak akan berubah sepanjang kerugian yang dialami petani akibat rendahnya harga pokok produksi (HPP) tidak mengalami perbaikan pada 2019. Komoditas sayuran yang masih menjadi unggulan adalah cabai, bawang merah, kentang, tomat, dan sayuran buah lainnya.

"Untuk jenis sayuran daun seperti kangkung dan bayam, hanya dikonsumsi masyarakat perdesaan dan orang-orang tua," kata Winarno. Ia berharap semua pihak ikut mengedukasi remaja dan ibu rumah tangga untuk lebih banyak mengonsumsi serta mengolah sayuran..

Data BPS, ujar Winarno, juga memperlihatkan, sekalipun produksi petani sayur mengalami kenaikan pada tahun lalu, namun konsumsi sayuran dalam lima tahun terkhair justru mengalami penurunan. Konsumsi sayuran Indonesia masih rendah dibandingkan negara-negara ASEAN dan standar WHO, 400 gram per hari sedangkan Indonesia 180 gram per hari. "Kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih rendah," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement