Selasa 15 Jan 2019 03:07 WIB

Investor Ehime akan Kembangkan Budi Daya Ikan Tuna di Sulsel

Budidaya ikan tuna, untuk pasar ekspor dan pengembangan SDM di bidang aqua culture

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Esthi Maharani
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.
Foto: http://www.ekobiz-parepare.com
Ikan tuna, salah satu andalan ekspor hasil laut Indonesia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur Sulawesi Selatan Nurdin Abdullah mengatakan, sejumlah perusahaan asal Ehime berencana untuk menanamkan investasi pengembangan aqua culture di Sulawesi Selatan. Perusahaan tersebut rencananya akan mengembangkan budidaya ikan tuna, untuk pasar ekspor dan pengembangan sumber daya manusia di bidang aqua culture.

"Kita berharap besok di Makassar, kita tanda tangan MoU ini tahapan awal pengembangan sumber daya manusia," ujar Nurdin di Kantor Wakil Presiden, Senin (14/1).

Nurdin menjelaskan, beberapa sumber daya manusia yang bergerak di bidang aqua culture akan dikirim ke Jepang untuk menjalani pelatihan. Sambil mempersiapkan tenaga kerjanya, perusahaan Jepang akan mulai membangun infrastruktur pendukung untuk budidaya ikan tuna di Sulawesi Selatan. Adapun nantinya perusahaan Jepang tersebut akan bermitra dengan perusahaan Indonesia sehingga diharapkan terjadi transfer teknologi dan pengetahuan.

"Sambil mempersiapkan SDM-nya, infrastruktur juga mulai kita bangun dan mereka juga sudah siap mitra di Indonesia untuk bekerja sama, jadi kita harap ada kemitraan supaya transfer teknologi transfer knowledge berjalan," kata Nurdin.

Berdasarkan hasil studi, hampir semua daerah pesisir di Sulawesi Selatan sangat feasible untuk pengembangan budidaya ikan tuna. Nurdin menyebutkan, Selayar merupakan daerah yang cukup bagus untuk budidaya ikan tuna karena belum tercemar.

Nurdin menjelaskan, di Jepang dalam satu keramba yang diisi 1500 ekor tuna membutuhkan waktu 4 tahun agar ikan tuna tersebut mencapai berat 100 kilogram. Sementara, di Indonesia budidaya ikan tuna dalam 2 tahun sudah dapat mencapai berat 100 kilogram dengan nilai yang cukup besar.

"Mereka sudah coba lihat di Indonesia mungkin dalam 2 tahun bisa mencapai 100 kilogram dalam satu keramba dengan 1.500 ekor ikan tuna nilainya sekitar Rp 27 miliar," ujar Nurdin.

Adapun investasi ini bersifat business to business (B to B). Dalam jangka panjang kemitraan antara Jepang dan Indonesia di bidang aqua culture akan mencakup pengolahan produk agar bernilai tinggi. Nurdin menambahkan, ke depan kemitraan tersebut akan ditingkatkan untuk mengolah ikan tuna menjadi makanan sushi yang bisa bertahan selama satu tahun.

"Jangka panjang (dikembangkan) dari hulu ke hilir, dan ini bukan ekspor ke Jepang saja, tapi ke seluruh dunia," ujar Nurdin.

Nurdin mengatakan, kerja sama antara Sulawesi Selatan dan Ehima sudah berjalan selama 8 tahun. Sebelumnya, Ehime memberikan bantuan mobil ambulans dan mobil pemadam kebakaran. Kemudian, kedua daerah tersebut juga menjalin kerja sama dalam mendirikan sekolah mekanik yang didukung oleh Toyota.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement