REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Laju pergerakan nilai tukar (kurs) rupiah tertahan, sehingga pada transaksikan antarbank di Jakarta Senin (14/1) pagi melemah. Kurs rupiah melemah sebesar tiga poin menjadi Rp 14.048 per dolar AS, karena faktor teknikal.
Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah cenderung tertahan terhadap dolar AS, sebagian pelaku pasar mengakumulasi mata uang AS mengingat nilainya relatif sudah rendah.
"Pelemahan rupiah cenderung bersifat teknikal. Sebagian pelaku pasar cenderung memanfaatkan keuntungan seraya menanti sentimen baru," katanya di Jakarta, Senin (14/1).
Menurut dia, outlook dolar AS masih berada dalam tren pelemahan setelah Federal Reserve (Fed) mengambil sikap lunak terhadap suku bunganya. "Kondisi itu membuat dolar AS masih di bawah tekanan. Dengan demikian, ruang bagi rupiah kembali terapresiasi masih cukup terbuka," katanya.
Apalagi, lanjut dia, sentimen dari dalam negeri juga terbilang cukup positif, diantaranya himbauan Bank Indonesia kepada BUMN maupun korporat lainnya untuk memanfaatkan pasar domestic non deliverable forward (DNDF).
DNDF merupakan salah satu instrumen lindung nilai bagi pelaku ekonomi di pasar valuta asing domestik.