Sabtu 12 Jan 2019 06:48 WIB

Akses Menjadi Tantangan PLN Melistriki Desa di Riau

Sebagian besar desa hanya bisa ditempuh dengan menyelusuri sungai-sungai dangkal.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Andi Nur Aminah
Petugas PLN bersama warga desa bergotong royong mengangkat perlengkapan seperti tiang, kabel dan material listrik.
Foto: Dok PLN
Petugas PLN bersama warga desa bergotong royong mengangkat perlengkapan seperti tiang, kabel dan material listrik.

REPUBLIKA.CO.ID, PEKANBARU -- Akses yang terbatas menjadi salah satu tantangan PLN dalam upayanya mengalirkan listrik ke desa-desa di Riau. Menurut General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau, M Irwansyah Putra, sebagian besar desa hanya bisa ditempuh dengan menelusuri sungai-sungai yang dangkal serta jalan setapak.

Tidak jarang, perlengkapan seperti tiang, kabel dan material listrik lainnya digotong, diangkat dan dibawa oleh Petugas PLN bersama warga desa tanpa menggunakan transportasi normal. Hal ini dilakukan demi masyarakat Indonesia khususnya di Riau dapat menikmati listrik.

“Hampir semua sisa desa yang belum berlistrik terkendala pada pengiriman peralatan listrik karena harus melalui sungai dan anak-anak sungai. Bahkan untuk tiba di lokasi desa petugas harus gotong royong dengan warga memikul tiang-tiang listrik serta material listrik utama, hal ini dikarenakan akses jalan untuk dilewati kendaraan pengangkut material distribusi utama tidak memadai,” kata Irwansyah.

Meski demikian, sepanjang 2018 PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Riau dan Kepulauan Riau atau PLN UIWRKR sudah melakukan berbagai macam kegiatan membangun ekosistem kelistrikan di provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Sejumlah pencapaian pun berhasil dibukukan.

Daerah kerja PLN UIWRKR meliputi dua propinsi yaitu Propinsi Riau dan Propinsi Kepulauan Riau. Propinsi Riau sebagian dilayani dari sistem interkoneksi 150 kV Sumatera dan sebagian dilayani dari sistem isolated (sebagian besar PLTD). Beban puncak sistem intekoneksi Riau saat ini adalah sebesar 681 MW dan sistem isolated sebesar 161 MW.

photo
Petugas PLN bersama warga desa bergotong royong mengangkat perlengkapan seperti tiang, kabel dan material listrik.

Sedang sistem Kepulauan Riau sebagian dilayani dengan interkoneksi transmisi dari sistem Batam. Bban puncak 77 MW dan sebagian dari sistem isolated PLTD dengan beban puncak 84 MW. Rasio desa berlistrik tahun 2017 sebesar 88,88 persen dan target tahun 2018 desa berlistrik 1.763 desa atau Rasio desa belistrik 94,84 persen.

Pada 2018, PLN UIWRKR memiliki target untuk melistriki seluruh desa yang berada di Provinsi Riau dan Kepulauan Riau. Provinsi Riau memiliki target untuk melistriki 72 desa dari 212 Jumlah desa yang belum berlistrik dengan total 1859 desa yang ada. Provinsi Kepulauan Riau juga memiliki target untuk melistriki 47 desa dari 95 Jumlah desa yang belum berlistrik dengan total 416 desa.

Di penghujung Januari 2018, sebanyak 19 desa dari enam kabupaten di Riau mendapatkan aliran listrik untuk pertama kalinya. Belasan desa itu tersebar di enam kabupaten yakni masing-masing satu desa di Kampar, Siak, Bengkalis, Kepulauan Meranti, dua desa di Rokan Hulu, dan 13 desa di Indragiri Hilir.

Menurut Irwansyah, infrastruktur kelistrikan masih terus menjadi fokus PLN UIWRKR seperti yang diamanatkan pemerintah pusat. Hal ini tercermin dari pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) untuk daerah Isolated pada 6 Februari 2018 di Kabupaten Kepulauan Meranti.

Pada 29 Mei 2018, Pulau Tiga Barat di Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, yang memperoleh instalasi listrik. Ini pertama kalinya listrik PLN mengaliri Pulau Tiga Barat. Dengan menyelesaikan instalasi mesin pembangkit bertenaga Diesel dengan kapasitas 3 x 500 kW ini mampu melistriki 4 desa di Pulau Tiga Barat yang berpenduduk 1.970 jiwa dengan 523 Kepala Keluarga (versi kemendagri 2015).

Selang beberapa bulan, PLN UIWRKR menyalurkan listrik ke 24 desa di lima kabupaten di Riau tepatnya pada 15 Mei 2018. Investasi untuk instalasi ini memberikan dampak rasio elektrifikasi desa menjadi 89,97 persen. Selanjutnya pada akhir bulan mei 2018, PLN berhasil menambah jam nyala di lima pulau besar di Kepulauan Natuna.

photo
Petugas PLN bersama warga desa bergotong royong mengangkat perlengkapan seperti tiang, kabel dan material listrik.

Bentang geografis berupa kepulauan menjadi tantangan PLN dalam mengaliri listrik ke desa-desa di Riau dan Kepulauan Riau. Namun seiring waktu PLN berhasil menyediakan kebutuhan energi warga di lokasi terpencil. Hal ini terlihat pada 24 Agustus lalu yang mana 17 desa dari 5 kabupaten di propinsi Riau.

Pada 11 Oktober, PLN Riau menandatangani kerja sama dengan Kejaksaan untuk bidang perdata dalam pendampingan proyek ketenagalistrikan. Langkah ini ditempuh untuk mewujudkan program energi berkeadilan bagi masyarakat Riau. PLN juga berhasil mengaliri listrik 24 jam di Pulau Kasu, Pulau Kacong dan Pulau Terong. Masih di bulan yang sama, PLN UIWRKR kembali berhasil mengaliri listrik di 35 desa sehingga kian mendekatkan rasio elektrifikasi 100 persen di Riau.

Tiba di penghujung tahun, setidaknya ada empat pencapaian PLN di provinsi Riau. Pertama adalah rasio desa berlistrik 100 persen di Kabupaten Kuantan Singingi pada 20 Desember 2018. Dilanjut 22 Desember 2018 kota Dumai 100 persen desa berlistrik dapat dituntaskan. Serta dipenghujung tahun 2018 telah diselesaikan 100 persen desa berlistrik di Kabupaten Bengkalis dan penyalaan 12 desa sehingga Rasio elektrifikasi sampai akhir tahun 2018 sebesar 95,97 persen dengan jumlah desa berlistrik menjadi 1.784 desa dari target 94,84 persen dengan jumlah 1.763 desa.

Tak hanya itu, PLN UIWRKR juga telah menyelesaikan pekerjaan Listrik Desa di Pulau Terdepan Indonesia yaitu Kabupaten Natuna. Untuk pelaksanaan 100 persen desa berlistrik telah selesai, saat ini dalam proses pelaksanaan komisioning.

“Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, 2018 merupakan tahun yang cukup menantang bagi PLN UIWRKR. Pemenuhan hak dasar masyarakat akan energi masih menjadi fokus pekerjaan kami,” ujar Irwansyah. Irwansyah menyatakan, banyaknya pencapaian yang dapat di peroleh sepanjang tahun ini tak lepas dari peran dan dukungan berbagai pihak, khususnya dari masyarakat, stakeholders termasuk peran media.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement