REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pembuat mobil terbesar Inggris Jaguar Land Rover (JLR) akan mengurangi jumlah pekerja secara signifikan hingga ribuan orang. Pengurangan jumlah pekerja ini dilakukan ketika perusahaan menghadapi penurunan dua digit permintaan di Cina dan melemahnya penjualan di Eropa, menurut seorang sumber kepada Reuters.
Dikutip Economic Times, Kamis (10/1), JLR mengalami kerugian sebanyak 354 juta poundsterling (450 juta dolar AS) dan pada 2018 sudah mengurangi sekitar 1.000 pekerja di Inggris. JLR kemudian juga menutup pabrik di Solihull selama dua minggu dan mengumumkan seminggu tiga hari berikutnya di situs Castle Bromwich.
Perusahaan milik Tata Motors ini telah meluncurkan rencana untuk memotong biaya dan meningkatkan arus kas sebesar 2,5 miliar poundsterling termasuk mengurangi biaya tenaga kerja dan jumlah pekerjaan. Pemotongan itu akan "substansial" dan akan mencapai jumlah ribuan, menurut sumber.
"Pengumuman tentang kehilangan pekerjaan akan sangat besar, mempengaruhi manajerial, penelitian, penjualan, desain," kata sumber itu.
Kendati demikian, menurut sumber tersebut, staf lini produksi tidak akan terpengaruh. Perusahaan menolak memberikan komentar ketika dihubungi oleh Reuters.