REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergerakan nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (11/1) pagi ini menguat sebesar 23 poin. Rupiah menguat ke posisi Rp 14.065 per dolar AS dan diperkirakan tetap bergerak di area positif.
"Fluktuasi rupiah masih bertahan di area positif di tengah sentimen The Fed yang masih terlihat lunak terhadap kebijakan suku bunganya," kata Analis Senior CSA Research Institue Reza Priyambada di Jakarta, Jumat (11/1).
Pelaku pasar, lanjut dia, sempat menilai The Fed akan agresif dalam menaikan tingkat suku bunganya. Namun, risalah The Fed pada Desember 2018 lalu cenderung "dovish" sehingga mengurangi kekhawatiran pelaku pasar di negara berkembang.
Ia menambahkan sikap optimis pelaku pasar terhadap hasil perundingan perdagangan antara Amerika Serikat (AS) dan Cina juga masih menjadi faktor positif bagi mata uang di negara berkembang. "Kesepakatan dagang akan berimbas pada membaiknya perekonomian global, termasuk Indonesia," katanya.
Dari dalam negeri, ia menambahkan sentimen dari Lembaga Penjaminan Simpanan (LPS) yang menaikan tingkat bunga penjaminan sebesar 25 bps juga turut direspon baik pelaku pasar. "Meski laju rupiah masih dapat bergerak positif, namun cukup rawan berbalik melemah menyusul beberapa data ekonomi AS yang dianggap positif," katanya.