REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bursa Efek Indonesia (BEI) sedang menyiapkan platform pasar primer menyusul akan diterapakannya proses penawaran awal dalam menentukan harga saham perdana secara elektronik (electronic bookbuilding). Platform ini harus dapat mendistribusi saham primer sesuai dengan besaran pooling yang diatur Otoritas Jasa keuangan (OJK).
"Electronic bookbuilding sebenarnya diselenggarakan oleh penyelenggara primary market, dalam hal ini OJK, kemungkinan Bursa akan ditunjuk sebagai penyedia platform," ujar Direktur Pengembangan BEI, Hasan Fawzi di Jakarta, Selasa (8/1).
Ia mengatakan platform itu sedang difinalisasi seraya menunggu aturan baru keluar. Setelah itu otoritas pasar modal bersama penjamin emisi dan pelaku berkepentingan lainnya akan melakukan pengujian.
Ia menambahkan, pihaknya juga berkoordinasi dengan Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) dan Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI) dalam melakukan pengembangan platform itu. "Platform ini harus dapat mendistribusi saham primer sesuai dengan besaran pooling yang diatur OJK," katanya.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pasar Modal sekaligus Dewan Komisioner OJK Hoesen mengatakan melalui sistem electronic bookbuilding diharapkan mendukung transparansi pembentukan harga untuk saham perdana. "Alokasinya akan diatur kepada pooling investor maupun fix investor, sehingga proses penjatahan menjadi lebih transparan dan menciptakan harga perdana yang optimal baik bagi emiten maupun bagi pasar," katanya.
Ia menambahkan melalui sistem electronic bookbuilding itu juga akan menghindari kolusi antara penjamin emisi dan investor yang dikenalnya saja. "Saat ini, banyak terjadi kalau sahamnya bagus hanya diberi kepada investor yang dikenalnya saja," katanya.