REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Mandiri (Persero) belum bekerja sama dengan perusahaan teknologi finansial (tekfin) asing. Sebaliknya, Bank Mandiri bersama Bank Himpunan Milik Negara (Himbara) ingin memperkuat industri tekfin dalam negeri dengan membuat platform tekfin pembayaran.
Saat ini, perusahaan tekfin asal Cina, Alipay dan WeChat Pay, sedang memuluskan upayanya untuk mengambil ceruk pasar di Indonesia. Mereka menggandeng sejumlah bank lokal agar bisa beroperasi secara resmi di Indonesia.
"Kami belum (bekerja sama dengan tekfin asing)," kata Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri, Rohan Hafas di Jakarta, Senin, (7/1).
Rohan mengatakan, rencana membuat tekfin pembayaran sedang digodok bersama Himbara, Telkom, dan Pertamina.
Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan, tekfin pembayaran tersebut akan berbasis kode QR. "Kami harapkan tekfin tersebut bisa diluncurkan pada semester pertama tahun ini," katanya.
Kartika menambahkan, Bank Mandiri juga akan menggencarkan investasi di perusahaan tekfin lewat anak usaha, yaitu Mandiri Capital Indonesia (MCI). Total dana yang sudah diinvestasikan ke MCI sekitar Rp 400 miliar.
"Investasi tersebut diberikan ke tekfin seperti Investree, Amartha, dan lainnya. Jadi cukup banyak dan beragam. Pada 2019 kita ingin tambahkan modal di MCI," ujar pria yang akrab disapa Tiko tersebut.
Penambahan modal itu bertujuan memperbanyak kolaborasi dengan perusahaan tekfin. Menurut dia, kerja sama dengan tekfin penting dilakukan agar Bank Mandiri bisa melakukan penetrasi pasar ke segmen-segmen yang selama ini belum bisa mereka sentuh.
"Melalui Amartha, kita lakukan channelling dan bisa masuk ke segmen ultramikro," tuturnya.