Rabu 02 Jan 2019 19:15 WIB

Menkeu: Defisit Anggaran 2018 Sebesar 1,76 terhadap PDB

Neraca keseimbangan primer hanya tercatat negatif Rp 1,8 triliun.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Friska Yolanda
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kiri) menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kanan) bersama Wakil Menteri Keuangan Mardiasmo (kiri) menyampaikan konferensi pers tentang Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2018, di Kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu (2/1/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- JAKARTA -- Kementerian Keuangan mengumumkan, defisit APBN 2018 mencapai Rp 259,9 triliun atau 1,76 persen terhadap PDB. Angka itu lebih rendah dari target defisit  dalam APBN 2018 yang sebesar Rp 325,9 triliun atau 2,19 persen terhadap PDB. Bahkan, Kemenkeu menyebut, level defisit anggaran ini yang terendah sejak 2012. 

"Itu juga jauh lebih rendah dibandingkan defisit tahun lalu (2017). Defisit turun bahkan hingga Rp 80 triliun. Ini terendah sejak 2012," kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dalam konferensi pers Realisasi APBN 2018 di Jakarta, Rabu (2/1).

Sri menyampaikan, defisit keseimbangan primer juga terus mendekati level nol. Untuk diketahui, posisi keseimbangan primer defisit menunjukkan utang pemerintah perlu dibayar dengan menarik utang atau gali lubang tutup lubang. 

Meski sempat disebut telah surplus, Sri merevisi keseimbangan primer tercatat defisit sebesar Rp 1,8 triliun. Angka ini lebih kecil dari target sebesar Rp 87,3 triliun dalam APBN 2018 dan dibandingkan defisit keseimbangan primer 2017 yang sebesar Rp 124,4 triliun. 

Realisasi penerimaan negara berhasil mencapai Rp 1.942,3 triliun atau 102,5 persen dari target APBN 2018. Jika dibandingkan dengan capaian 2017, maka realisasi penerimaan negara 2018 tumbuh 16,6 persen. 

Sementara itu, realisasi belanja negara mencapai Rp 2.202,2 triliun atau 99,2 persen dari pagu APBN 2018. Realisasi itu meningkat dibandingkan penyerapan belanja 2017 yang hanya mencapai 94,1 persen. 

Pembiayaan pada 2018 juga terjaga dengan realisasi mencapai Rp 300,4 triliun. Realisasi tersebut lebih rendah jika dibandingkan realisasi pembiayaan 2017 yang sebesar Rp 366,6 triliun. Sri menekankan, hal ini terjadi seiring dengan upaya pemerintah menekan pembiayaan utang di tengah kondisi perekonomian global yang masih bergejolak. 

"Realisasi pembiayaan utang neto pada 2018 hanya sebesar Rp 366,7 triliun atau 91,8 persen dari target APBN 2018," kata Sri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement