Kamis 27 Dec 2018 07:05 WIB

Penumpang Kapal Ferry Turun Drastis Sejak Tsunami

Warga khawatirkan tinggi gelombang dan dampak erupsi Gunung anak Krakatau.

Ratusan truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera mengantre saat akan masuk ke kapal ferry di Dermaga IV Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (30/11). Antrean terjadi karena arus penyebrangan terhambat gelombang tinggi 2-5 meter akibat cuaca buru
Foto: Asep Fathulrahman/Antara
Ratusan truk yang akan menyeberang ke Pulau Sumatera mengantre saat akan masuk ke kapal ferry di Dermaga IV Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (30/11). Antrean terjadi karena arus penyebrangan terhambat gelombang tinggi 2-5 meter akibat cuaca buru

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ditjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menyatakan volume penumpang yang menggunakan angkutan penyeberangan Merak-Bakauheni menurun drastis usai bencana tsunami melanda wilayah Banten dan Lampung Selatan. Warga khawatir gelombang tinggi akan mengganggu penyeberangan di Selat Sunda.

Dirjen Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan Budi Setiyadi mengatakan puncak lonjakan penumpang terjadi pada 21-22 Desember 2018. Jumlah kendaraan meningkat dari 5000 menjadi 10 ribu kendaraan per hari. Begitu pula dengan jumlah penumpang dari kondisi normal 25 ribu orang menjadi 50 ribu penumpang.

"Kemudian ada tsunami kemudian, drop sampai sekarang," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (26/12).

Baca juga, Kapal ASDP Evakuasi Warga Pulau Sebesi

Berdasarkan Rekapitulasi Data Angkutan Natal 2018, Kementerian Perhubungan mencatat jumlah penumpang yang melakukan penyeberangan sebanyak 51.834 orang pada 21 Desember 2018 dan 66.897 orang pada 22 Desember 2018. Setelah bencana tsunami melanda pada Sabtu (22/12) malam, jumlah penumpang menurun drastis menjadi 36.585 orang pada 23 Desember 2018 dan 31.241 orang pada 24 Desember 2018.

Budi menjelaskan sebagian masyarakat masih enggan menggunakan angkutan penyeberangan karena khawatir dengan kondisi ombak dan dampak dari erupsi Gunung Anak Krakatau. "Sebetulnya kalau tsunami seperti kemarin, hambatannya penurunan air menyusut saja, tetapi tidak berdampak luas. Hanya tidak bisa merapat ke dermaga, sehingga waktu sandarnya cukup lama," kata dia.

Namun demikian, Budi melihat bahwa jumlah penumpang kapal penyeberangan di Pelabuhan Penyeberangan Merak terjadi lonjakan penumpang pada 21-22 Desember hingga 45 persen dibandingkan tahun 2017. Menurut dia, kenaikan yang signifikan tersebut juga menjadi peringatan bagi Kementerian Perhubungan terkait angkutan Lebaran 2019 setelah jalan tol Lampung ke Palembang sudah berfungsi dan menjadi magnet tersendiri bagi masyarakat dari Sumatera ke Jawa maupun sebaliknya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement