Sabtu 15 Dec 2018 04:16 WIB

KUR Khusus Pengering Padi Disalurkan di Malang

Banyak petani menyimpan gabah dengan kadar air 17-18 persen.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolanda
Petani merontokkan gabah saat panen
Foto: ANTARA FOTO
Petani merontokkan gabah saat panen

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Kabupaten Malang memeroleh bantuan Kredit Usaha Rakyat (KUR) pengering padi. Dengan pengering padi, diharapkan petani dapat menghasilkan beras dengan kualitas baik.

Bantuan yang diberikan melalui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Darmin Nasution di Desa Ternyang, Kecamatan Sumberpucung, Kabupaten Malang, Kamis (13/12). Menurut Darmin, KUR pengering padi sangat penting dimiliki para petani. Sebab, dapat mengontrol tingkat kekeringan padi dan mempertahankan kualitas dengan baik. Namun sayangnya, saat ini jumlah alat pengering (dryer) yang dimiliki oleh penggilingan skala kecil masih minim. 

"Karena itu pemerintah memberikan pembiayaan pengering padi," ujar Darmin.

Darmin menjelaskan, proses pengeringan menjadi bagian yang cukup penting untuk menghasilkan beras yang berkualitas dan layak dikonsumsi masyarakat. Secara statistik, dari total 182.000 penggilingan padi di Indonesia, sekitar 94 persen atau 172.000 penggillingan padi dikategorikan sebagai skala kecil. Sementara sisanya merupakan penggilingan besar dan kategori sedang. 

Di sisi lain, penggilingan padi kecil memiliki persoalan saat panen. Hal ini karena 95 persen penggilingan kecil tidak memiliki dryer sehingga tidak dapat menjaga kualitas beras. Situasi tersebut menyebabkan petani menyimpan gabah dengan kondisi yang masih kurang kering dengan kisaran kadar air 17 sampai 18 persen. 

"Dengan begitu, pasokan dryer sangat diperlukan untuk meningkatkan skala produksi sektor pertanian itu sendiri," terang Darmin melalui pesan resmi yang diterima Republika.co.id, Jumat (14/12).

Untuk wilayah Jawa Timur, Darmin menegaskan, keberadaan dryer ini penting. Penyebabnya, pada Maret hingga April sekitar 63 persen pasokan padi memiliki kandungan air yang cukup tinggi 18 sampai 19 persen. Namun padi yang bisa diproses untuk penggilingan hanya 45 persen sehingga membuat produksi beras pada musim panen menjadi kurang. 

Lebih detail, penyaluran KUR dryer menggunakan skema pembiayaan kecil dengan plafon di atas Rp 25 juta sampai Rp 500 juta. Dengan begitu, fasilitas ini dapat digunakan untuk membiayai pembelian dryer buatan dalam negeri. Hal ini khususnya bed dryer dengan kisaran harga Rp 141 juta atau vertical dryer buatan dalam negeri dengan harga Rp 425 juta.

Sebagai informasi, pemerintah menyerahkan KUR pengadaan dryer kepada 20 debitur senilai Rp 5,02 miliar. Alat ini disalurkan melalui tiga penyalur KUR, yakni Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan Bank Mandiri. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement