Kamis 13 Dec 2018 03:00 WIB

Pertamina Bangun SPBU Dengan BUMDes

Kadar oktan dalam Pertamax series dinilai lebih ramah lingkungan.

Rep: Intan Pratiwi/ Red: Muhammad Hafil
SPBU
SPBU

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) berencana membangun 77.000 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) mini. Rencana itu akan dilakukan bersama-sama dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes).

Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati menjelaskan realisasi 77 ribu SPBU mini ini akan selesai dalam lima tahun mendatang.  Ia menjelaskan jenis BBM yang dijual oleh BUMDes merupakan bahan bakar yang memiliki Ron 92 ke atas atau jenis Pertamax.

"Konsep green energy mulai diterapkan, dengan menggandeng sebaran distribusi ke pelosok desa," ujar Nicke di Menara Cakrawala, Rabu (12/12).

Hal ini dikarenakan kadar oktan dalam Pertamax series dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang jenis Premium yang memiliki kadar oktan Ron 88. Nantinya, SPBU mini tersebut tidak hanya sekadar menjual BBM, tetapi juga produk-produk Pertamina lainnya, seperti pelumas dan gas elpiji.

Sementara itu, PT Pos Indonesia dan PT Kereta Api Indonesia melalui sinergi BUMN akan dapat menyediakan pelayanan penjualan produk Pertamina seperti BBM dan elpiji.

Bentuk sinergi tersebut di antaranya adalah membangun gerai penjualan dan Stasiun Pengisian BBM Umum (SPBU) dengan memanfaatkan aset KAI dan Pos Indonesia di seluruh Indonesia.

Sinergi ketiga BUMN ini dituangkan dalam nota kesepahaman yang ditandatangani masing-masing pihak.

Butir kesepakatan kerja sama Pertamina dengan Pos Indonesia meliputi pemanfaatan jaringan outlet pos untuk penjualan produk Pertamina termasuk elpiji, penggunaan armada pos untuk mengantarkan produk Pertamina ke konsumen, serta memanfaatkan lahan-lahan Pos Indonesia untuk pembangunan SPBU.

Sementara kerja sama dengan KAI, dilaksanakan berdasarkan butir kesepakatan yakni optimalisasi pengelolaan aset KAI untuk pembangunan SPBU ataupun unit bisnis lainnya, peningkatan pengiriman BBM dan produk Pertamina lainya dengan menggunakan moda kereta api, serta pengembangan usaha potensial lainnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement