Rabu 05 Dec 2018 23:47 WIB

Pengamat: Terhambatnya Laju Rupiah karena Harga Minyak

Perang dagang AS dan Cina tidak berpengaruh kepada rupiah

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).
Foto: Republika/Prayogi
Petugas menghitung mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang di Jakarta, Jumat (9/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kurs rupiah ditutup melemah 111 poin menjadi Rp 14.403 per dolar AS hari ini, (5/12). Padahal beberapa hari terakhir terus menguat. 

Analis Reliance Sekuritas Lanjar Nafi menilai, penguatan nilai tukar rupiah beberapa waktu terakhir dikarenakan harga minyak yang turun drastis. "Dengan begitu, berefek pada neraca pembayaran Indonesia yang di perkirakan mencapai target dibawah tiga persen dari GDP," katanya kepada Republika.co.id, Rabu, (5/12).

Baca Juga

Lebih lanjut, kata dia, hari ini harga minyak mulai kembali rebound. OPEC pun sudah mulai ada rencana pemangkasan produksi. 

Hal itu turut memengaruhi mata uang rupiah. "Sementara perang dagang Amerika Serikat (AS) dan Cina tidak begitu berimpact ke rupiah sejak kemarin-kemarin," katanya. Ia menambahkan, sikap dovish The Fed terhadap suku bungannya pun memengaruhi rupiah. 

Berdasarkan data Bloomberg, sepanjang hari ini, laju rupiah memang terus berada di zona merah. Pagi tadi pun dibuka melemah 0,5 persen atau 71 poin ke Rp 14.363 per dolar AS. 

Kemudian sekitar pukul 11.30 WIB, rupiah mulai memasuki level Rp 14.400 per dolar AS. Dengan pelemahan 131 poin ke Rp 14.423 per dolar AS. 

Sementara berdasarkan kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor), mata uang rupiah berada di posisi Rp 14.383 per dolar AS. Angka itu melemah dibandingkan posisi kemarin di Rp 14.293 per dolar AS. 

Tidak hanya rupiah, beberapa mata uang negara Asia lainnya juga melemah terhadap mata uang Amerika Serikat (AS) itu. Di antaranya Peso Filipina yang melemah sekitar 0,44 persen dan Korea Selatan yang menurun 0,86 persen. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement