Ahad 02 Dec 2018 00:07 WIB

Negara-Negara G20 Sepakat Mereformasi WTO

Kesepakatan itu akan ditulis dalam rancangan awal komunike

Rep: Fira Nursya'bani/ Red: Esthi Maharani
Para Kepala Negara atau yang mewakili peserta KTT G20, berfoto bersama pada pembukaan KTT G20, di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).
Foto: Antara/Reuters/Marcos Brindicci
Para Kepala Negara atau yang mewakili peserta KTT G20, berfoto bersama pada pembukaan KTT G20, di Buenos Aires, Argentina, Jumat (30/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES - Para pejabat Eropa mengatakan negara-negara G20 telah sepakat untuk mereformasi Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Kesepakatan itu akan ditulis dalam rancangan awal komunike yang akan dirilis pada akhir KTT G20, pada Sabtu (1/12).

Seorang pejabat Uni Eropa mengatakan, para pemimpin dunia telah mendukung reformasi yang diperlukan untuk meningkatkan WTO. Bahasan mengenai perdagangan multilateral telah menjadi titik fokus Amerika Serikat (AS), yang bersikeras menyatakan sistem perdagangan multilateral tidak akan berfungsi.

"Kami menegaskan kembali bahwa perdagangan bermanfaat untuk utilitas, inovasi, pertumbuhan dan pekerjaan, dan kami tegaskan bahwa sistem perdagangan multilateral adalah kerangka kerja tempag kita semua bekerja dan berkomitmen," kata pejabat itu, tanpa mengucapkan nama.

"Tetapi bagi AS, untuk mengakui itu, mereka harus mendapatkan sesuatu sebagai imbalan, yang mengatakan sistem perdagangan multilateral tidak berfungsi, dan tidak memenuhi tantangan yang harus dipenuhi," tambah pejabat itu.

Para pejabat Uni Eropa itu juga mengatakan, bahasan mengenai perubahan iklim sedikit lebih maju dari status quo tetapi tidak mundur. Sementara bahasan mengenai baja dijaga di titik minimum sehingga para pemimpin bisa mencapai kesepakatan.

Mengenai migrasi, bahasannya juga akan dijaga seminimal mungkin. "Ini bentuk kekecewaan dan kami tidak akan menyembunyikan kekecewaan kami. Tapi setidaknya kami memilikinya," kata pejabat itu. Komunike masih membutuhkan dukungan akhir dari negara-negara anggota.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement