Jumat 30 Nov 2018 15:22 WIB

BTN Siap Serap Program Subsidi Perumahan

Program subsidi untuk memenuhi target satu juta rumah di 2019.

Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan perumahan subsidi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Pekerja beraktivitas di area proyek pembangunan perumahan subsidi di Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Bank Tabungan Negara (BTN) siap untuk menyerap program subsidi perumahan yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Program ini untuk memenuhi target satu juta rumah di 2019.

"Kami siap untuk menyerap dana subsidi perumahan di 2019 apalagi pemerintah merencanakan untuk menaikkan dana subsidi dalam rangka membantu pemilikan rumah bagi ASN, TNI, dan Polri," kata Direktur Utama Maryono dalam forum grup diskusi yang diselenggarakan di atas kereta api wisata Argo Muria Jakarta-Semarang, Jumat (30/11).

Maryono mengatakan program subsidi seperti fasilitas likuditas pembiayaan perumahan (FLPP), subsidi selisih bunga (SSB), bantuan uang muka (BUM) setiap tahun terus dinaikan seiring naiknya kebutuhan rumah. Namun untuk 2019 akan ada tambahan lagi untuk program perumahan bagi ASN, TNI, dan Polri.

Kementerian PUPR menganggarkan Rp 6,09 triliun untuk bantuan pembiayaan perumahan, dengan komposisi dana FLPP sebesar Rp 2,18 triliun untuk 42 ribu unit rumah, BUM Rp 1,38 triliun untuk 344.500 unit rumah, dan SSB Rp 2,53 triliun untuk 225 ribu unit rumah.

Maryono memperkirakan jumlah kenaikan subsidi ini akan meningkat tajam mengingat ekonomi sudah mulai membaik. Di antaranya stabilitas nilai tukar dan naiknya ekspor yang akan menggerakan sektor lain termasuk perumahan.

Kredit perbankan sejauh ini masih terjangkau meskipun BI telah beberapa kali menaikkan suku bunga acuan. Semua ini dilakukan untuk menjaga stabilitas dan ketenangan terhadap sektor riil, termasuk di sektor perumahan.

Peran BTN dalam mendukung pemerintah dalam progam sejuta rumah juga terus mengalami kenaikan apabila di tahun 2015 baru tercapai 67 persen, maka di 2016 dan 2017 sudah di atas 73 persen. Bahkan untuk tahun 2018 ini bisa di atas 75 persen.

Kemudian dalam rangka mendukung program sejuta rumah BTN juga menjangkau para pekerja di sektor informal seperti pengemudi transportasi online, supir taksi, pedagang warung, dan lain-lain juga digandeng untuk mendapatkan subsidi perumahan.

"Mereka punya koperasi dan paguyuban, melalui wadah inilah kredit bisa disalurkan karena sebagai organisasi mereka memiliki data lengkap anggotanya," kata Maryono.

BTN juga menjangkau generasi milenial dengan menyiapkan layanan "KPR Gaesss" melalui layanan digital untuk pasar tersebut. Di dalamnya sudah ada kalkulasi sehingga pemohon bisa menghitung jangka waktu dan uang muka yang harus disiapkan sesuai dengan kemampuan.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement