REPUBLIKA.CO.ID, SURAKARTA -- Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Wilayah Surakarta siap mengembangkan hasil penelitian BB Biogen dibidang perbenihan tanaman pangan dan hortikultura. Kepala BBTPH Surakarta, Neni Ernawati mengatakan, BBTPH Surakarta memiliki fasilitas berupa 16 kebun benih yang dapat dimanfaatkan. Sebanyak 16 kebun tersebut terdiri dari tujuh kebun benih padi, satu kebun benih palawija, dan delapan kebun benih hortikultura.
“Hasil penelitian di sini masih bisa dikembangkan dan diaplikasikan di lapangan. Terkait dengan tugas kami di perbenihan, kami ingin tahu kira-kira apa saja yang bisa kami tindaklanjuti sesuai tugas dan fungsi kami dibidang tanaman pangan dan hortikultura,” kata Neni saat mengunjungi Kantor BB Biogen, Selasa (27/11).
Hal senada disampaikan Kepala Seksi Benih Tanaman Pangan BBTPH Surakarta, Suryono Budi Santosa. Budi menjelaskan, sudah menjadi tugas dan fungsi BBTPH Surakarta untuk memperbanyak benih yang nantinya akan dikembangkan lagi oleh para produsen, penangkar, bahkan petani.
“Tugas kami memang untuk mengembangkan benih-benih tanaman pangan seperti padi, palawija, kedelai, dan tidak menutup kemungkinan untuk jenis palawija yang lain. Kalau hortikultura kami ada spesialis kultur jaringan pisang, kentang, bawang merah, cabai, dan tanaman buah-buahan tahunan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Kepala BB Biogen yang diwakili Kepala Bidang Kerja Sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian, Sustiprijatno menyebutkan, BB Biogen membuka peluang bagi siapapun untuk menjalin kerja sama, termasuk mediseminasi atau menyebarluaskan hasil penelitian. Untuk itu Susti mengapresiasi tujuan BBTPH Surakarta yang siap mengembangkan produk-produk BB Biogen.
“Saat ini kami memiliki beberapa varietas unggul seperti padi, kedelai dan cabai yang mungkin bisa dikembangkan. Kami juga memiliki teknologi feromon yang mungkin bisa diterapkan oleh para petani di sana,” tutur Susti.
Selain menjelaskan produk-produk hasil penelitian BB Biogen, Susti juga menjelaskan beberapa teknologi perbenihan yang sangat mungkin untuk diadopsi dan diterapkan di BBTPH Surakarta.
Diakhir diskusi, Susti menyerahkan benih varietas unggul padi Inpari 40 kepada BBTPH Surakarta untuk dikembangkan. Inpari 40 merupakan hasil pemuliaan dengan bantuan marka molekuler sehingga tanaman ini memiliki sejumlah keunggulan seperti produktivitas tinggi dan memiliki sifat amfibi yakni mampu berproduksi dalam keadaan kurang air maupun kelebihan air.
Karena sifat amfibinya, maka Inpari 40 ini sangat cocok dikembangkan di daerah yang mengalami ancaman kekeringan maupun di daerah dengan curah hujan tinggi. (Balitbangtan/Andika Bakti)