Rabu 28 Nov 2018 15:20 WIB

USAID-Pertamina Luncurkan Bank Sampah

Dengan ini Pertamina ingin menjadi perusahaan energi yang juga peduli sekitar.

Bank sampah. (Ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Bank sampah. (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- USAID Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (USAID APIK) bersama PT Pertamina Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Kendari dan Kelompok Siaga Bencana (KSB), meresmikan Sanggar Bank Sampah Ikhlas Bakti di Kelurahan Kampung Salo, Kota Kendari, Sulawesi Utara (Sultra).

Enggar Paramita dari USAID APIK, Rabu (28/11), menyebutkan sanggar bank sampah merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan lingkungan sekaligus berkontribusi mengurangi risiko banjir. Ancaman bencana di Kota Kendari semakin tinggi, terlihat dari data tahun 2017 yang menunjukkan ada 3.386 Kepala Keluarga (KK) terdampak bencana banjir dan longsor.

Salah satu lokasi terdampak adalah kelurahan Kampung Salo, yang karena letaknya di lembah, dan di antara sungai menjadi sasaran rutin banjir. Pada Mei 2017, banjir setinggi dada orang dewasa menggenangi rumah penduduk, merugikan 438 KK dan menghalangi jalur transportasi.

Alih fungsi lahan di daerah hulu diduga menjadi penyebab utama banjir, yang diperburuk dengan tumpukan sampah di sungai. Kampung Salo telah menjadi bagian dari Program Kelurahan Tangguh Bencana dampingan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Kendari untuk meningkatkan kapasitas mandiri dalam menghadapi bencana.

"Sampah memang menjadi persoalan di Kota Kendari, dengan dihasilkannya sekitar 400 ton sampah setiap hari. Dari 400 ton tersebut yang baru diolah adalah 80 persen dan sisanya dibakar atau dibuang begitu saja. Oleh karena itu, isu pengolahan sampah patut menjadi prioritas," kata Kepala Seksi Pengurangan Sampah dan Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Kota Kendari.Ishak Bafadal.

Ia menambahkan, di Kota Kendari telah terdapat beberapa bank sampah misalnya di Lepo-lepo, Mandonga, Tipulu, dan Puuwatu. Bank sampah tersebut berfungsi menangani sampah di tingkat komunitas.

Bank sampah, masyarakat menyetor sampah yang kemudian ditimbang dan dihitung nilai ekonomisnya. Nilai tersebut menjadi saldo di bank, sehingga kegiatan menyetor sampah sama dengan menyetor uang. Sampah yang masih memiliki nilai antara lain adalah plastik (misalnya bekas gelas atau botol air mineral, kemasan infus), logam, dan botol kaca.

Saat membawa ke bank sampah, masyarakat diharapkan telah memilah sampah berdasarkan jenisnya serta membersihkannya agar mempermudah operasional di bank. Sampah-sampah ditampung di bank sebelum disalurkan ke pengepul untuk diproses lebih lanjut dan didaur ulang. Bank sampah hanya menerima sampah kering, sedangkan sampah basah seperti sisa makanan diharapkan dapat diolah oleh masyarakat menjadi pupuk kompos.

Pelatihan bank sampah di Kampung Salo dilakukan dengan melibatkan nara sumber dari Dinas LHK Kota Kendari. Pelatihan awal telah dilaksanakan Juli 2018, sementara pelatihan teknis dilakukan bersamaan dengan peresmian sanggar bank sampah.

PT Pertamina TBBM Kendari memfasilitasi sanggar, kegiatan pelatihan, serta pengadaan mesin pencacah sampah, tempat sampah terpilah, motor pengangkut, serta peralatan kerja lainnya.

Junior Supervisor Planning Maintenance Service & Health, Safety, Security, and Environment (HSSE) PT Pertamina TBBM Kendari Krisnanda Nurhadianto mengatakan, kerja sama dengan APIK sangat bagus. Lewat kolaborasi ini Pertamina ingin mewujudkan visi dan misi Pertamina menjadi perusahaan energi kelas dunia, yang tak hanya mengembangkan sektor bisnis namun juga peduli terhadap pemberdayaan masyarakat sekitar, khususnya di ring 1 daerah Pertamina.

Sardin, Ketua KSB Kampung Salo mengatakan, bank sampah merupakan hal baru bagi masyarakat di Kampung Salo. "Kami akan menyusun kepengurusan bank sampah sehingga dapat berjalan dengan efektif. Kami juga akan berdiskusi lebih lanjut dengan Pak Lurah, sehingga nantinya, bukan tak mungkin retribusi kebersihan yang biasa dibayarkan tiap bulan dapat dibayar dalam bentuk saldo bank sampah," katanya.

Manajer Regional Sulawesi Tenggara Program USAID APIK, Buttu Ma'dika mengatakan, bank sampah merupakan salah satu implementasi rencana aksi masyarakat yang didukung penuh PT Pertamina. "Kami berharap, di masa mendatang Pertamina terus mendukung implementasi rencana-rencana aksi lain untuk memperkuat ketangguhan masyarakat baik di Kelurahan Kampung Salo maupun di wilayah lain," katanya.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement