Senin 26 Nov 2018 17:05 WIB

Kinerja Bank Jateng Melesat di Semester I 2018

Komposisi dana non Pemda di Bank Jateng saat ini sudah lebih besar dari dana Pemda.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Dwi Murdaningsih
Logo Bank Jateng
Foto: www.bankjateng.co.id
Logo Bank Jateng

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Kinerja Bank Jateng sepanjang tahun 2018, mencatat pertumbuhan positif pada semester awal tahun 2018.  Pimpinan  Bidang Pemasaran Bank Jateng Cabang Banyumas, Siti Nafisah, menyebutkan dari berbagai indikator yang ditargetkan, hampir seluruh target pertumbuhan sepanjang tahun 2018, bisa terpenuhi. Yang terpenuhi pada jangka waktu setahun lalu, sebagian mampu terpenuhi pada pertengahan tahun ini.

Dana Pihak Ketiga, Siti Nafisah menyebutkan, mengalami pertumbuhan cukup tinggi. Dari posisi Rp 42,449 triliun pada akhir tahun 2017, naik menjadi Rp 52,110 triliun pada posisi 20 Juni 2018.  "Sedangkan untuk penyaluran kredit, jika pada akhir tahun 2017 tercatat Rp 42,449 triliun, maka pada 20 Juni 2018, tercatat penyaluran kredit mencapai Rp 44,069 triliun," ucap dia

Dia menyebutkan, hingga 20 Juni 2018, pertumbuhan aset Bank Jateng dari tahun posisi akhir 2017, mengalami kenaikan cukup tinggi. Dari aset akhir tahun 2017 sebesar Rp 61,466 triliun, pada Juni 2018 tercatat naik hingga Rp 65,322 triliun.

Dengan angka pertumbuhan yang cukup pesat ini, kinerja aset, DPK dan penyaluran kredit Bank Jateng pada tahun 2017, mengalami pertumbuhan lebih tinggi dibanding pertumbuhan rata-rata perbankan nasional di Jawa Tengah.

Mengenai komposisi dana yang dikelola Bank Jateng, Siti Nafisah menyebutkan, komposisi dana non Pemda saat ini, sudah lebih besar dari dana Pemda. Bila total dana pemda hingga akhir tahun 2017 tercatat Rp 6,783 triliun, maka dana non Pemda sudah mencapai Rp 37,856 triliun. Artinya, kata dia masyarakat semakin percaya dengan Bank Jateng.

Mengenai komposisi saham Pemda, Siti menyebutkan, modal yang disetorkan Pemrpov Jateng hingga Februari 2018 masih tercatat yang tertinggi. Dalam hal ini, Pemprov memiliki saham hingga Rp 1,67 triliun. Sedangkan untuk saham seluruh Pemkab di Jateng, hanya tercatat Rp 1,169 triliun dan Pemkot hanya Rp 294,48 miliar.

Berdasarkan kepemilikan saham tersebut, Siti Nafisah juga menyebutkan, deviden yang diterima Pemrpov Jateng juga menjadi yang terbesar. Pada tahun 2018, Pemprov Jateng mendapat deviden Rp 341,140 miliar, seluruh Pemkab di Provinsi Jateng mendapat deviden Rp 208,761 miliar, dan Pemkot mendapat Rp 54,784 miliar.

Khusus untuk Kabupaten Banyumas, Siti mengungkapkan, Pemkab Banyumas memiliki saham di BPD Jateng sebesar Rp 22,679 miliar. "Dengan kepemilikan saham tersebut, Pemkab Jateng menerima deviden pada tahun 2018 sebesar Rp 4,631 miliar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement