REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Sejumlah situs dagang di Cina menghapus produk-produk dari merk fashion Dolce & Gabbana setelah iklan rumah mode tersebut dianggap rasialis dan merendahkan negara tersebut.
E-commerce Kaola milik NetEase Inc, dikutip dari Reuters, Jumat (23/11), membenarkan mereka menghapus produk-produk Dolce & Gabbana. Begitu juga dengan pengecer barang mewah Secoo menghapus produk merk tersebut sejak Rabu (21/11).
Produk Dolce & Gabbana juga tidk ditemukan di toko Yoox Net-A-Porter, milik Richemont perusahaan induk Cartier. Namun, perusahaan tersebut menolak berkomentar.
Laman yang menampilkan produk Dolce & Gabbana yang semula tertaut ke situs milik Alibaba Group Holding Ltd dan JD.com Inc juga dilaporkan Reuters kosong. Kedua perusahaan menolak berkomentar terhadap isu ini.
Toko bebas pajak di bandara Haikou, di Cina bagian selatan, melalui Weibo menyatakan sudah menarik semua produk Dolce & Gabbana dari rak pajang mereka. Warganet negara tersebut marah setelah Dolce & Gabbana, rumah mode asal Italia, merilis iklan yang dianggap rasialis. Dolce & Gabbana pun membatalkan peragaan busana di negara tersebut menyusul kontroversi iklan ini.
Iklan tersebut memuat seorang perempuan berwajah Cina kesulitan memakan spaghetti dan pizza memakai sumpit. Kemarahan bergolak karena beredar tangkapan layar percakapan pesan pribadi (DM) Instagram Stefano Gabbana yang menyebut "Cina Cuek Bau Mafia" (China Ignorant Dirty Smelling Mafia) dan menulis sejumlah emoji kotoran untuk menjabarkan negara tersebut.
Rumah mode mengeluarkan pernyataan akun Gabbana diretas. Konsumen Cina menyumbang lebih dari sepertiga penjualan barang mewah secara global. Mereka berbelanja di negaranya sendiri, bukan lagi saat jalan-jalan ke luar negeri.