Jumat 23 Nov 2018 10:25 WIB

Kementan: Indonesia Bebas Selada Romaine Tercemar E-Coli

Indonesia tidak membuka kebijakan impor selada baik dari AS dan Kanada.

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Friska Yolanda
Selada romaine
Foto: Flickr
Selada romaine

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian memastikan jika Indonesia aman dari ancaman bakteri Escherichia coli yang terkandung pada selada romaine. Bakteri ini tengah mewabah di Amerika Serikat dan Kanada.

Seperti yang dilansir dari cuitan akun twitter resmi Badan Pengendalian Wabah dan Pencegahan Amerika Serikat, @CDCgov wabah ini telah menelan korban hingga 50 orang. Pemerintah AS telah mengimbau masyarakatnya untuk tidak mengkonsumsi selada ini dalam bentuk apapun. 

Guna mengantisipasi hal ini, Kementan melalui Badan Karantina Pertanian menjamin bahwa jenis selada romaine sampai saat ini belum masuk ke Indonesia. "Saya telah menginstruksikan seluruh jajaran Karantina untuk memperketat pengawasan. Jika komoditas ini masuk dalam recognisi segera di lakukan tindakan penolakan," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Banun Harpini melalui keterangan tertulisnya, Jumat (23/11).

Pemerintah telah mengantisipasi dan menjaga kemungkinan masuknya sayuran jenis ini yang berasal dari negara yang tengah dilanda wabah.

Sebetulnya, ia melanjutkan, masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir dengan ancaman bakteri mematikan yang ada dalam selada romaine. Sebab, Indonesia tidak membuka kebijakan impor selada baik dari AS maupun Kanada. Selada asal Indonesia justru diekspor ke Singapura dan Malaysia.

Namun, langkah antisipasi tetap dilakukan. Sebab menurutnya bisa saja masyarakat Indonesia ada yang melancong ke Amerika Serikat dan Kanada kemudian membawa oleh-oleh selada romaine  dengan bakteri E.Coli tersebut.

"Untuk mencegah masuknya selada romaine dari Amerika Serikat dan Kanada atau yang dibawa para pelancong dari kedua negara tersebut. Kami sudah siapkan petugas disemua pintu masuk Indonesia, dengan instruksi surat edar," ujar Banun.

Dengan adanya jaminan dari pemerintah, masyarakat diimbau tetap mengkonsumsi buah dan sayuran lokal. Tanaman lokal ini terjaga pengendalian dan pola tanamnya sehingga lebih sehat dan aman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement