Senin 12 Nov 2018 10:09 WIB

PHRI Resah dengan Platform Wisata Digital tak Berbadan Hukum

Platform wisata digital tak berizin menyebabkan hilangnya potensi penerimaan daerah

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Nidia Zuraya
Salah satu tempat wisata di Bali
Salah satu tempat wisata di Bali

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) mengatakan pengusaha perhotelan hingga kini masih merasa resah terkait pengawasan pemerintah terhadap aplikasi dan platform digital untuk pemesanan kamar hotel atau online travel agencies. Keresahan ini lantaran masih banyak perusahaan penyedia platform wisata digital yang tidak berbadan hukum.

Wakil Ketua Umum PHRI Maulana Yusran mengatakan aplikasi atau platform digital tersebut harus memiliki badan usaha tetap. Platform digital berkontribusi terhadap peningkatan jumlah permintaan kamar hotel.

Namun menurut Maulana, dampak dari banyaknya aplikasi dan platform yang tidak berbadan hukum, tapi mempunyai basis pengguna di Indonesia menyebabkan hilangnya potensi penambahan pendapatan asli daerah (PAD) untuk kawasan pariwisata. Ia juga menilai banyak peraturan dan kebijakan yang berbenturan ketika dikaitkan ke pengaturan dan pengawasan aplikasi dan platform digital.

"Hal ini jadi menciptakan persaingan tidak sehat. Misalnya pengusaha akomodasi dibawah 10 kamar pada umumnya tidak mempekerjakan karyawan sesuai perundang-undangan," ujar Maulana Yusran di acara The Hotel Week Indonesia dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (12/11).

Selain itu ada beberapa resiko karena mudahnya memesan kamar melalui online, sehingga aspek safety bisa dipertaruhkan. Hal ini menyebabkan kamar hotel rentan menjadi fasilitas kegiatan terlarang, seperti teroris atau bahkan prostitusi.

Pelaku industri perhotelan memang tengah gencar mengkritisi online travel agencies (OTA), lantaran banyak OTA asing melalaikan kewajiban membayar pajak luar negeri atau PPh Pasal 26.

Gelaran The Hotel Week Indonesia (THWI) 2018 digelar selama tiga hari, Kamis-Sabtu (8-10/11) di Hall B Jakarta Convention Center Senayan, Jakarta Pusat. THWI 2018 sendiri merupakan sebuah pameran dan eksibisi di bidang perhotelan dan pariwisata. Acara tersebut menjadi acara tahunan yang kedua kalinya digelar untuk menghubungkan para pemain di industri perhotelan dari seluruh kawasan Asia-Pasifik.

Pameran ini menghadirkan 200 eksibitor, 700 delagasi dan lebih dari 200 business to business (B2B). THWI berfungsi sebagai platform untuk interaksi dan wawasan. Berbagi pengetahuan bagi mereka yang terlibat dalam bisnis terkait perhotelan hotel dan resort restoran, kafe, layanan makanan dan minuman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement