REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Ma'ruf Amin menginginkan ekonomi syariah terus berkembang. Saat ini, keuangan syariah baru mencapai 8,47 persen. "Kita memandang penuh optimistis bahwa ke depan ekonomi syariah akan lebih kuat dan menjadi pilar ekonomi nasional," ujar Kiai Ma'ruf dalam sambutannya pada acara Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018, di Hotel JW Marriot, Jakarta, Kamis (8/11).
Menurut Kiai Ma'ruf, ekonomi syariah saat ini tidak hanya menjadi sistem yang dianut secara nasional tapi sudah mengglobal. Bahkan di negara mayoritas non-Muslim seperti Inggris, pun menjadi pusat ekonomi syariah.
Kiai Ma'ruf menuturkan, sistem ekonomi yang dipakai Indonesia yaitu konvensional dan syariah. Begitu juga dengan sistem keuangan pun demikian.
Perkembangannya semakin tumbuh dengan lahirnya bank-bank syariah, asuransi syariah, dan pasar modal syariah. Hal ini, Kiai Ma'ruf menilai merupakan perkembangan yang luar biasa.
Mantan Rais Am PBNU ini menceritakan perjalanan ekonomi syariah di Indonesia. Pada awal penerapannya banyak orang pesimistis terhadap sistem ini. Namun, optimisme yang terus dipupuk menjadikan ekonomi syariah terus berkembang di Indonesia. "Kita yang penting bergerak berusaha nanti Allah memberikan keberkahannya," kata Kiai Ma'ruf.
Kiai Ma'ruf berharap pegiat ekonomi syariah terus menjaga semangat dalam mengembangkan ekonomi syariah. Disaat bersamaan peningkatan kompetensi harus ditingkatkan.
Karena itu, Kiai Ma'ruf mengapresiasi atas ASR yang dilakukan oleh Republika. Penghargaan ini sebagai bentuk apresiasi terhadap pegiat ekonomi syariah. "Apa yang dilakukan Republika ini dapat memacu perkembangan ekonomi syariah," tuturnya.