Kamis 08 Nov 2018 21:10 WIB

BNI Syariah Raih Penghargaan Bank Syariah Terbaik

Penghargaan menjadi motivasi dan evaluasi bagi perseroan.

Rep: Iit Septyaningsih/ Red: Friska Yolanda
Anugerah Syariah Republika digelar di JW Marriot, Kamis (8/11).
Foto: Republika/Friska Yolandha
Anugerah Syariah Republika digelar di JW Marriot, Kamis (8/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- BNI Syariah meraih penghargaan 'The Best Sharia Bank' untuk kategori Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dalam ajang Anugerah Syariah Republika (ASR) 2018. Direktur Utama BNI Syariah Abdullah Firman Wibowo pun secara langsung menerima penghargaan tersebut, Kamis, (8/11).

"Bagi yang mendapat penghargaan, tentu ini sebagai sebuah motivasi sekaligus evaluasi dan cambuk bagi kita. Dengan begitu bisa terpacu untuk berbuat lebih baik lagi," ujar Abdullah saat ditemui Republika.co.id di lokasi ASR, Jakarta, Kamis, (8/11).

Menurutnya, bekerja lebih baik lagi sangat penting. Pasalnya mencapai sesuatu lebih mudah dibandingkan mempertahankannya.

Lebih lanjut, kata dia, acara seperti ASR perlu dilestarikan karena ini merupakan ajang karya dan prestasi. "Tentu Republika melakukan ini dengan kaitannya ingin mendorong industri terutama industri jasa keuangan syariah," jelasnya. 

Abdullah juga mengucapkan selamat kepada Republika yang telah berhasil menggelar ASR di tahun kedua ini. "Semoga bisa terus berlanjut sehingga bisa terus dukung industri keuangan syariah," katanya. 

Sebagai informasi, aset BNI Syariah pada kuartal III 2018 mencapai Rp 38,9 triliun atau naik sebesar 21,5 persen secara year on year (yoy). Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 14,2 persen.

Dari sisi bisnis, BNI Syariah menyalurkan pembiayaan sebesar Rp 26,9 triliun atau naik 19,3 persen yoy. Kontribusi pembiayaan terbesar pada segmen konsumer sebesar Rp 13,6 triliun atau 50 persen. Diikuti oleh segmen komersial sebesar Rp 6,1 triliun (22,5 persen), segmen Kecil dan Menengah Rp 5,8 triliun (21,5 persen), segmen Mikro Rp1,0 Triliun (3,8 persen) dan Hasanah Card Rp394 Miliar (1,5 persen). 

Selain pembiayaan, penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) tercatat Rp 33,5 triliun atau naik 21,4 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri sebesar 9,6 persen (data SPS per Agustus 2018 BUS-UUS) dengan jumlah nasabah sebesar 2,8 juta. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement