Senin 05 Nov 2018 14:09 WIB

Pemerintah Ajak Pengusaha Manfaatkan Rotan di Palu

Pemerintah telah meresmikan PIRNas sebagai basis pengembangan rotan nasional

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Nidia Zuraya
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)
UKM kerajinan rotan (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengajak para pengusaha mebel rotan di Cirebon serta Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) untuk memanfaatkan potensi bahan baku rotan di Palu, Sulawesi Tengah. Apalagi, Kemenperin telah membangun fasilitas Pusat Inovasi Rotan Nasional (PIRNas) yang berlokasi di Kawasan Industri Palu.

Menperin Airlangga Hartarto mengatakan, pemerintah akan mengajak industri yang ada di Cirebon ke Palu untuk melihat sumber bahan baku. "Kami minta sebagian proses awal produksi dipindahkan ke Palu," ujarnya dalam rilis yang diterima Republika, Senin (5/11). 

PIRNas yang telah diresmikan dan beroperasi sejak 2014 ditujukan sebagai basis pengembangan rotan nasional, khususnya untuk desain dan teknologi produksi produk rotan. PIRNas juga dilengkapi dengan mesin-mesin dengan teknologi baru serta gudang penyimpanan produk.

Dengan fasilitas yang ada, industri dari Cirebon dapat memanfaatkan fasilitas tersebut untuk memproduksi komponen di lokasi yang dekat dengan bahan baku. "Industri dari Cirebon tinggal bawa pekerja dan mesin lain yang dibutuhkan, nanti di sini tinggal perakitan dan finishing. Dengan begitu, Cirebon bisa menjadi bagian dari rekonstruksi Palu," ujar Airlangga.

Strategi ini, tambah Airlangga, diharapkan memperkuat kembali poros Palu-Cirebon sebagai pusat bahan baku dan pusat industri furniture rotan. Dengan demikian, masyarakat di Palu yang dekat dengan bahan baku juga bisa merasakan hasil industri rotan.

Industri furniture dan kerajinan menjadi salah satu prioritas nasional dengan ketersediaan bahan baku berupa kayu, rotan, dan bahan alami yang mencukupi di Indonesia. 

Ekspor industri furniture di tahun 2015 mencapai sebesar 1,71 miliar dolar AS, sementara pada tahun 2016 mencapai 1,61 miliar dolar AS, dan sebesar 1,63 miliar pada 2017. Sementara itu, nilai perdagangan furniture dunia berdasarkan data Centre for Industrial Studies  sebesar 130 miliar dolar AS pada tahun 2015, 131 miliar dolar AS pada tahun 2016, dan 138 miliar dolar AS di 2017.

Kinerja ekspor furnitur juga masih relatif kecil dibandingkan dengan potensi bahan baku yang ada. Seperti diketahui, Indonesia merupakan penghasil 85 persen bahan baku rotan dunia. Daerah penghasil rotan di Indonesia sebagian besar berada di Kalimantan, Sulawesi dan Sumatera. Dari 306 jenis rotan, saat ini baru 51 jenis yang termanfaatkan.

Ketua HIMKI Soenoto menanggapi positif pernyataan Airlangga. Berdampingan dengan pemerintah, HIMKI berupaya membangun industri furniture dan kerajinan sebesar-besarnya. Ia menyampaikan, permintaan pemerintah merupakan bentuk hilirisasi sehingga pihaknya melihat terbukanya kemungkinan untuk merapat ke Palu. 

"Tantangan ekspansi lagi-lagi SDM sehingga pekerja dari Cirebon akan dibawa ke sana untuk memberikan technical assistance kepada tenaga kerja baru di Palu," ujar Soenoto. 

Plt Direktur Jenderal Industri Agro Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menambahkan, kebijakan pengembangan industri furnitur mendorong modernisasi peralatan furnitur dan pengolahan kayu, menarik investor baru bidang furniture, fasilitasi keikutsertaan pelaku industri furnitur pada pameran baik di dalam maupun di luar negeri. Terakhir, membantu penyiapan konsep sistem logistik bahan baku nasional, serta pemberian fasilitas insentif pajak kepada industri furniture.

Menurut Sigit, teknologi finishing dan desain jadi perhatian dalam pengembangan industri furniture Sigit. Hal ini sesuai dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) Tahun 2015-2035. 

Fokus pengembangannya antara lain lewat teknologi desain furnitur (computer-aided design/CAD dan computer-aided manufacturing/CAM) yang terintegrasi jaringan internet (internet of things). "Strategi ini juga sejalan dengan roadmap Making Indonesia 4.0 yang berisi arah dan strategi bagi pergerakan industri Indonesia di masa depan," ucap Sigit.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement