Sabtu 03 Nov 2018 18:59 WIB

Smesco Indonesia Ingin Jadi Pusat Pemasaran UKM Halal

Direktur LLP-KUKM menyebut konsep halal tak hanya makanan, tapi barang dan jasa

Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), bekerja sama dengan Smesco Indonesia menyelenggarakan pameran halal internasional Indonesia Halal Expo (Indhex) 2018 pada 1 – 3 November 2018, di gedung Smesco, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.
Foto: Kementerian Koperasi dan UKM
Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), bekerja sama dengan Smesco Indonesia menyelenggarakan pameran halal internasional Indonesia Halal Expo (Indhex) 2018 pada 1 – 3 November 2018, di gedung Smesco, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (LLP-KUKM) bertekad menjadikan Smesco Indonesia pusat pemasaran UKM halal di Indonesia. Hal itu dalam rangka menyambut rencana pemberlakuan Undang-Undang No 33 Tahun 2014 tentang Jaminan Produk Halal pada tahun 2019. 

“Smesco INDONESIA menjadi percontohan kawasan destinasi wisata dan belanja Halal. Kemarin sudah diresmikan Familymart itu konvenien store ke-104 di Jakarta. Saya ingin halal jadi percontohan, mudah-mudahan diikuti oleh yang lain,” kata Direktur Utama Smesco Indonesia, Emilia Suhaimi di sela acara Indonesia Halal Expo 2018 di Jakarta, Sabtu (3/11).

Emilia mengingatkan konsep halal bukan hanya untuk makanan, tetapi juga barang dan jasa lainnya. Selain itu halal juga menyangkut proses yang dilakukan. Untuk menjadi pusat halal yang perlu dilakukan Smesco Indonesia adalah dengan memberi edukasi tentang produk halal terhadap UKM.

Terutama edukasi bahwa produk halal harus menerapkan standar thoyib yang berarti sehat, aman, nyaman, manfaat, serta ramah terhadap lingkungan (eco-friendly). “Pengertian thoyib ini berkaitan dengan proses produksi apakah sudah menerapkan standar produksi yang bersih, dan higienis atau belum,” kata Emilia.

Emilia mengaku halal dan thoyib dan sebagai sumber daya saing, yakni produk yang dihasilkan menjadi differentiated, memiliki nilai, responsif terhadap tuntutan segmen konsumen untuk memilih diantara banyaknya produk lain dalam pasar terbuka.

“Kelemahan produk UKM kita justru pada persoalan thoyib dibandingkan dengan produk halal negara lain, misalnya Brunei. Produk Brunei lebih diterima oleh pasar Timur Tengah karena proses produksinya sudah thoyib,” lanjutnya.

Smesco perlu melakukan edukasi sehingga UKM melakukan self assesment untuk menyadari dan menjadikan halal dan thoyib itu sumber daya saing. Edukasi dilakukan hingga dalam kemasan produk UKM, agar mencantumkan tak hanya daftar bahan bakunya, tapi juga proses pembuatan.

“Sehingga meski belum bersertifikat halal konsumen yakin produknya halal dan thoyib,” papar Emilia. 

Sementara itu, Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), bekerja sama dengan Smesco Indonesia menyelenggarakan pameran halal internasional Indonesia Halal Expo (Indhex) 2018 pada 1 – 3 November 2018, di gedung Smesco, Jl. Gatot Subroto, Jakarta.

Indhex 2018 mengusung tema “Peningkatan Daya Saing UMKM dengan Sertifikasi Halal”. Acara dibuka dilakukan oleh Menteri Koperasi dan UKM Puspayoga, dan dihadiri antara lain Ketua MUI nonaktif sekaligus calon wakil presiden nomor urut 01 KH Ma’ruf Amin, Ditektur LPPOM MUI Lukmanul Hakim, perwakilan dari BPOM, maupun Lembaga Sertifikasi Halal Luar Negeri.

Indhex 2018 menghadirkan berbagai kegiatan, mulai dari pameran produk halal dari perusahaan besar yang bermitra dengan UMKM serta para pelaku usaha kecil. Di sini juga ada konsultasi dan coaching clinic bagi para pelaku UMKM binaan Smesco dan Kementerian Koperasi dan UKM.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement