REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Maskapai Lion Air Group menolak berkomentar terkait pernyataan pesawat Lion Air yang jatuh adalah pesawat sewaan.
"Kami beum bisa memberikan keterangan itu," ujar Corporate Communications Strategic of Lion Air Danang Mandala Prihantoro kepada Republika.co.id, Jumat (2/11).
Danang tidak membenarkan, tidak juga membantah hal tersebut. Dalam pemberitaan China News Service (CNS) menyebutkan bahwa pesawat Lion Air bernomor register PK-LQP itu merupakan pesawat milik sebuah perusahaan Cina bernama China Minsheng Investment Group (CMIG) Leasing Holdings Ltd.
Pemberitaan di Wahsington Post pada Kamis (1/11) menyebutkan CMIG menyewakan pesawat Boeing 737 Max 8 itu ke pihak Lion Air. Danang menegaskan, bahwa kerja sama yang dilakukan Lion Air di negeri tirai bambu itu hanyalah dengan perusahaan perjalanan dan penyedia paket wisata.
"Kita cuma kerja sama dengan travel agent di sana," kata Danang.
CMIG menyampaikan belasungkawa atas kecelakaan pesawat dengan nomor penerbangan JT610, tujuan Bandara Depati Amir, Pangkalpinang. Selain menyampaikan ucapan duka, perusahaan itu menyebut mereka memiliki hubungan dekat dengan Lion Air.
CMIG Leasing menyebut bisnis sewa pesawat bukanlah hal yang tabu dan baru di dunia penerbangan. Perusahaan Cina ini mengatakan penyewaan pesawat merupakan hal biasa, sebab untuk mendapatkan pesawat besar, pihak maskapai akan menggunakan perusahan pihak ketiga untuk menyewa.
Pesawat PK-LQP sendiri dalam riwayat penerbangannya beberapa kali menyinggahi Tianjin. Pesawat nahas itu bahkan terbang ke Tianjin sebelum jatuh di perairan Karawang, Jawa Barat pada Senin (29/10) pagi.
Baca juga, Menelusuri Investor Cina Pemilik Pesawat Lion Air