Kamis 01 Nov 2018 18:13 WIB

Menkeu Sebut Perbaikan CAD Butuh Waktu

Pemerintah meningkatkan fokus untuk memperbaiki CAD

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nidia Zuraya
Defisit Neraca Transaksi Berjalan
Foto: Republika/Wihdan Hidayat
Defisit Neraca Transaksi Berjalan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, upaya menurunkan defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) tidak bisa memberikan hasil dalam waktu singkat. Meski begitu, Sri menegaskan, pemerintah akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan pihak terkait lainnya untuk bisa mengurangi CAD.

"Policy shifting tidak drastis supaya tidak memberikan shock tambahan. Maka, pengaruh pada CAD tidak langsung pada kuartal yang sama," kata Sri dalam konferensi pers Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Kamis (1/11).

Sri menjelaskan, saat ini pemerintah meningkatkan fokus untuk memperbaiki CAD. Salah satu kebijakan yang dilahirkan adalah kewajiban menggunakan Biodiesel 20 persen (B20).

Menurut Sri, kebijakan B20 pun masih menghadapi kendala. "B20 dilaporkan masih ada halangan baik itu di sektor transportasi maupun peralatan. Itu akan terus diperbaiki," kata Sri.

Dia mengatakan, pemerintah juga terus berupaya meningkatkan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) dalam industri nasional. Dia menyebut, SKK Migas telah melaporkan kenaikan penggunaan TKDN di sektor migas. Kemenperin, kata Sri, juga menyatakan kesiapan industri dalam negeri menyuplai barang modal dan bahan baku untuk kebutuhan domestik.

Meski begitu, Sri menegaskan, upaya pembenahan CAD tidak hanya dengan menurunkan impor melainkan dengan menggenjot ekspor. Oleh karena itu, Pemerintah pun memberikan tambahan modal kepada Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebesar Rp 2,5 triliun.

Meski telah melahirkan berbagai kebijakan tersebut, Sri menilai, butuh waktu sebelum kebijakan itu memberikan dampak. "Memang tidak mungkin CAD langsung drop, karena pertumbuhan ekonomi kita juga masih meningkat dan pertumbuhan kredit juga masih 12 persen," kata Sri.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement