Rabu 31 Oct 2018 18:35 WIB

BI: Uang Beredar Meningkat pada September 2018

Jumlah uang beredar pada September 2018 tercatat sebesar Rp 5.606,3 triliun

Rep: Melisa Riska Putri/ Red: Nidia Zuraya
  Petugas menyiapkan pasokan uang tunai untuk kebutuhan anjungan tunai mandiri di salah satu kantor bank di Jakarta, Jum'at (21/12).  (Republika/Aditya Pradana Putra)
Petugas menyiapkan pasokan uang tunai untuk kebutuhan anjungan tunai mandiri di salah satu kantor bank di Jakarta, Jum'at (21/12). (Republika/Aditya Pradana Putra)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia mengumumkan, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) tumbuh meningkat pada September 2018. Posisi M2 tercatat sebesar Rp 5.606,3 triliun atau tumbuh 6,7 persen year on year (yoy).

Angka itu lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 5,9 persen yoy. Bank sentral menjelaskan, peningkatan pertumbuhan M2 didorong oleh komponen uang kuasi yang meningkat dari 5,2 persen yoy pada Agustus 2018 menjadi 6,3 persen yoy pada September 2018.

"Akselerasi pertumbuhan M2 sedikit tertahan oleh perlambatan pertumbuhan komponen M1 sebesar 8,2 persen yoy pada September 2018. Angka itu lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 8,6 persen yoy," jelas Departemen Komunikasi BI melalui keterangan resmi, Rabu (31/10).

Berdasarkan faktor yang memengaruhi, BI menuturkan, pertumbuhan M2 didorong oleh peningkatan aktiva dalam negeri bersih. Terutama dari ekspansi operasi keuangan Pemerintah Pusat (Pempus) dan peningkatan pertumbuhan kredit.

Aktiva dalam negeri bersih pada September 2018 tumbuh meningkat menjadi 11,0 persen yoy. Angka itu lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan pada bulan sebelumnya sebesar 9,0 persen.

"Peningkatan pertumbuhan tersebut dipengaruhi oleh ekspansi operasi keuangan Pempus yang tercermin dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat yang tumbuh 4,5 persen yoy," jelas BI. Angka itu berbalik arah dibandingkan bulan sebelumnya yang terkontraksi 2,8 persen yoy.

Sementara, kredit yang disalurkan perbankan pada September 2018 tercatat tumbuh 12,4 persen yoy atau menjadi Rp 5.137,2 triliun. Hanya saja, akselerasi pertumbuhan M2 tersebut tertahan oleh pertumbuhan aktiva luar negeri bersih yang tumbuh mines 3,9 persen yoy, itu terkontraksi lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya sebesar mines 1,7 persen yoy.

"Transmisi peningkatan suku bunga kebijakan Bank Indonesia terus belanjut. Pada September 2018, rata-rata tertimbang suku bunga simpanan berjangka mengalami kenaikan, terutama pada tenor jangka pendek 1, 3 dan 6 bulan yang tercatat masing-masing sebesar 6,32 persen, 6,26 persen, dan 6,56 persen. Angka itu meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 6,20 persen, 6,12 persen, dan 6,37 persen," tutur BI.

Sedangkan, kenaikan suku bunga simpanan berjangka tenor panjang 12 dan 24 bulan relatif lebih terbatas. Terutama dari masing-masing sebesar 6,24 persen dan 6,76 persen menjadi 6,25 persen dan 6,80 persen pada September 2018.

"Demikian halnya dengan rata-rata tertimbang suku bunga kredit yang meningkat terbatas sebesar tujuh basis poin dibandingkan bulan sebelumnya. Dengan begitu menjadi 11,01 persen pada September 2018," kata BI.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement