Rabu 31 Oct 2018 03:00 WIB

LPS Turunkan Proyeksi Pertumbuhan DPK

Proyeksi pertumbuhan DPK diturunkan menjadi 7,2 persen.

Red: Nur Aini
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.
Foto: ANTARA FOTO/Reno Esnir
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Halim Alamsyah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lembaga Penjamin Simpanan kembali menurunkan proyeksi pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) atau simpanan perbankan menjadi hanya 7,2 persen dari proyeksi sebelumnya sebesar 8 persen untuk keseluruhan 2018.

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan mengatakan seretnya pertumbuhan DPK atau simpanan sebagai pendanaan perbankan itu. Hal itu di antaranya, karena kompetisi perebutan penghimpunan dana dengan instrumen obligasi, berakhirnya dana masuk akibat kebijakan amnesti pajak, dan dampak dari ketidakpastian di pasar keuangan global.

"Kami revisi dari delapan persen, menjadi 7,2 persen," kata Fauzi di Jakarta, Selasa (30/10).

Menurut data LPS, bank menengah atau bank dengan modal inti Rp 5 triliun-Rp30 triliun (Bank BUKU III) menjadi bank yang paling menderita perlambatan pertumbuhan DPK. Per September 2018, pertumbuhan DPK Bank BUKU III turun drastis hingga hanya 2,9 persen dari September 2017 yang sebesar 9,9 persen. Sementara total pertumbuhan DPK industri perbankan per September 2018 hanya 6,6 persen dari periode sama tahun lalu di 11,7 persen.

Oleh karena bank menengah atau Bank BUKU III yang paling menghadapi  likuditas ketat, kelompok bank itu juga telah menaikkan suku bunga spesial depsoitonya (special rate) hingga mencapai 7,17 persen. Angka itu hampir sama dengan perbankan dengan modal yang lebih kecil dibanding mereka yakni Bank BUKU II yang sebesar 6,91 persen dan Bank BUKU I yang sebesar 9,9 persen. Sedangkan, suku bunga spesial deposito rata-rata industri perbankan adalah 7,02 persen.

Dengan kondisi likuiditas yang cukup ketat ini, LPS memperkirakan kenaikan suku bunga simpanan akan terus berlanjut. Sementara untuk pertumbuhan kredit, LPS menaikkan proyeksinya menjadi 11,5 persen dari sebelumnya 10 persen di keseluruhan tahun.

"Untuk tahun depan atau 2019, pertumbuhan kredit bisa mencapai 12,4 persen," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement