Selasa 30 Oct 2018 17:16 WIB

Industri Halal Perkuat Ekonomi Nasional

Ekspor produk halal bisa menambah 5,1 miliar-11 miliar dolar AS per tahun.

Rep: Novita Intan/ Red: Elba Damhuri
Sejumlah perahu nelayan bersandar seusai melaut di tepi pantai Pelabuhan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Rabu (25/7). Potensi segmen wisata halal dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup halal saat ini.
Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan
Sejumlah perahu nelayan bersandar seusai melaut di tepi pantai Pelabuhan Karimunjawa, Jepara, Jawa Tengah, Rabu (25/7). Potensi segmen wisata halal dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan gaya hidup halal saat ini.

REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA -– Indonesia Halal Watch (IHW) menilai isu produk halal dan industri halal harus menjadi kebijakan negara. Tujuannya, agar produk-produk dan industri halal menjadi tiang penyangga ekonomi nasional.

Pemerintah, menurut IHW, harus menjadi pemimpin di sektor ini, yang selama ini sektor swasta justru lebih dominan dan agresif. “Untuk menggerakkan potensi ekonomi berbasis produk dan industri halal, harus ada kebijakan yang mengintegrasikan industri keuangan syariah dengan industri halal,” ujar Direktur Eksekutif IHW, Ikhsan Abdullah, Selasa (30/10).

Baca Juga

Langkah kedua, jelas Ikhsan, sektor ini harus menjadi relasi yang sinergis dan menguntungkan. Setidaknya, relasi yang harus dibangun menjadi model peran bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah berbasis produk dan industri halal.

Ia menjelaskan Indonesia telah memiliki pengalaman membangun relasi ini, ketika MUI bersama akademisi bersinergi membangun LPPOM MUI. Hasilnya pun, kata Ikhsan, dapat dinikmati oleh semua masyarakat.

https://static.republika.co.id/uploads/infografis/171010003546.jpg

Kemudian, perbankan syariah nasional harus dapat berfungsi dan mendedikasikan pembiayaan bagi sektor industri UMKM dan pelaku usaha serta industri halal. Ikhsan mengatakan entitas ini dapat tumbuh dan berkembang mengisi pasar domestik yang dapat didorong menjadi produk potensial ekspor.

“Instrumen pembiayaan perbankan syariah juga harus diperbaiki agar tidak hanya ada tapi harus berkontribusi bagi mendorong dan menggerakkan ekonomi umat,” jelas Ikhsan.

Secara ekonomi, ekspor produk halal bisa menambah 5,1 miliar-11 miliar dolar AS per tahun secara global. Ini belum termasuk tambahan lapangan pekerjaan dari 170 ribu hingga 333 ribu pekerjaan dan substitusi impor hingga 500 juta dolar AS.

Fokus yang dijalankan pada industri ini yaitu dengan memaksimalkan sektor makanan dan pariwisata. Selain itu, industri halal pun bisa merambah makanan, farmasi, kosmetik, pariwisata, media, fashion, dan keuangan syariah.

Indonesia masih menjadi pasar dan konsumen terbesar. Dalam pangsa pasar ekonomi halal global 2017 yang jumlahnya 2,1 triliun dolar AS, Indonesia menempati posisi pertama sebagai negara konsumen ekonomi halal, yakni sekitar 10 persen.

Indonesia menjadi incaran industri halal baik dari makanan, kosmetik, maupun pasar turis. Jepang, Australia, Thailand, Selandia Baru, Cina, Korea, Singapura, hingga banyak negara Eropa, ingin merebut pangsa pasar wisata Muslim yang diperkirakan mencapai 320 miliar dolar AS pada 2024 mendatang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement