Sabtu 27 Oct 2018 21:14 WIB

Ini Kunci Menanamkan Budaya Kepatuhan di Perusahaan

Budaya kepatuhan penting untuk mencegah

Praktisi kepatuhan, Djindar Rohani, MBA, CFE menjadi nara sumber diskusi
Foto: Dok ACFE Chapter Indonesia
Praktisi kepatuhan, Djindar Rohani, MBA, CFE menjadi nara sumber diskusi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Membangun budaya kepatuhan di perusahaan harus didukung penuh oleh pucuk pimpinan dan para direksi. Tanpa adanya iklim yang mendukung dari pucuk pimpinan maka budaya kepatuhan tidak akan berjalan efektif.

Untuk menanamkan budaya kepatuhan sebuah perusahaan yang efektif dan efisien, Association of Certified Fraud Examiners (ACFE) Chapter Indonesia menyelenggarakan diskusi dengan tema Nurturing Ethics and Compliance Culture: Practical Ethics and Compliance Framework di Gedung Arthaloka Jakarta, Jumat (26/10).

Hadir sebagai narasumber utama adalah praktisi kepatuhan, Djindar Rohani, MBA, CFE. Diskusi itu dipandu oleh moderator Jean Christian Junjungan, CFE.

Dalam paparannya, Djindar mengatakan untuk meminimalisir praktik-praktik fraud dalam sebuah perusahaan, maka perlu upaya dari jajaran manajemen untuk menerapkan budaya kepatuhan dalam sebuah organisasi perusahaan, yang ditularkan juga kepada para stakeholder. “Untuk mencegah fraud harus dimulai dengan membangun kesadaran anti fraud di sebuah perusahaan,” ungkapnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (27/10).

photo
Para peserta diskusi tentang budaya kepatuhan yang diadakan oleh Association of Certified Fraud Examiners (ACFE)Chapter Indonesia berfoto bersama dengan pembicara.
Menurut Djindar, kurangnya penerapan budaya kepatuhan di perusahaan berpotensi terjadinya fraud yang akan mengancam pertumbuhan dan kelestarian bisnis perusahaan ke depan. Untuk menjadikan kepatuhan sebagai sebuah kultur, sangat dipengaruhi oleh etika bisnis perusahaan yang tidak lepas dari pengaruhi lingkungan.  “Untuk itu tidak ada pilihan lain untuk membenahi etika bisnis kecuali dengan tekad dan konsistensi memegang teguh kepatuhan dari seluruh stakeholder,” tuturnya.

Djindar yang berpengalaman menangani kepatuhan di perusahaan multinasional ini menambahkan,  untuk menciptakan budaya kepatuhan, perusahaan harus mempunyai kode etik yang menuangkan komitmen kepatuhan dari pimpinan perusahaan dan ketentuan-ketentuan etika yang perlu dipatuhi oleh karyawan dan para stakeholderTone from the top akan memberi arah implementasi kepatuhan ini. Tanpa ada dukungan penuh dari manajemen,  maka budaya kepatuhan tidak akan berjalan,” jelasnya.

Ia menegaskan, budaya kepatuhan di perusahaan harus terus dikampanyekan dalam berbagai kesempatan dan menyosialisasikan dengan berbagai ragam media. Sehingga,  setiap orang tertuntut untuk menjadikan kepatuhan sebagai budaya dalam menjalankan setiap kegiatan organisasi perusahaan.

“Di antaranya bisa melalui training, poster, banner dan alat peraga lainnya yang dipasang di tempat-tempat yang banyak dikunjungi oleh karyawan.  Sehingga,  secara alami akan menumbuhkan kesadaran terhadap kepatuhan,” paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement