Jumat 26 Oct 2018 22:57 WIB

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Tertekan

Tekanan pada pertumbuhan ekonomi berasal dari suku bunga dan transaksi berjalan.

Rep: Ahmad Fikri Noor/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ilustrasi Pertumbuhan Ekonomi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menilai, kenaikan suku bunga dan tingkat defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) dapat memberikan tekanan pada pertumbuhan ekonomi kuartal III 2018. Kendati demikian, Sri tetap berharap perekonomian dapat tumbuh kuat pada tahun ini.

"Kami masih mengharapkan momentumnya cukup ada, namun kami tahu dengan suku bunga yang meningkat maupun CAD, mungkin kita akan melihat tekanan itu terefleksikan (dalam pertumbuhan ekonomi)," kata Sri di Jakarta, Jumat (26/10).

Terkait CAD, Sri mengatakan, pemerintah akan terus fokus memperbaiki neraca perdagangan. Dia menyebut, pemerintah akan terus berupaya menekan pertumbuhan impor dan terus memacu ekspor.

"Kalau hari ini kenaikannya dipicu oleh impor yang masih meningkat, kami akan makin fokus mengenai masalah impornya," kata Sri.

Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan, CAD pada kuartal III 2018 akan melebihi 3 persen terhadap PDB. Hal itu lantaran defisit neraca perdagangan masih terjadi pada Juli dan Agustus 2018.

Perry juga menyebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2018 tak akan lebih dari 5,2 persen. Meski begitu, Perry menegaskan, pertumbuhan ekonomi tersebut masih relatif baik.

"Tapi kami sampaikan, bukan berarti pertumbuhan ekonomi kita jelek dengan kisaran 5 hingga 5,4 persen. Itu masih cukup baik dan masih menunjukkan proses recovery," kata Perry.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement