REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Duta Besar Republik Indonesia untuk Uni Emirat Arab (UEA) Husin Bagis mendorong pemerintah dan pengusaha untuk menarik investasi dari UEAi. Calon investor dari Negeri Minyak ini cenderung terbuka untuk berinvestasi di semua sektor. Dari pembangunan infrastruktur jalan hingga pengembangan teknologi dan infromasi.
Akan tetapi, Husin menjelaskan, para pelaku usaha di Dewan Kerjasama Teluk atau Gulf Cooperation Council (GCC) lebih senang berinvestasi tanpa melalui proses tender. Mereka cenderung suka dengan proyek yang diberikan secara langsung, bukan ditawarkan. "Mereka (calon investor Arab) punya uang banyak, sehingga bisa menanam modal di mana saja. Yang mereka cari adalah kemudahan," kata dia di ajang Trade Expo Indonesia (TEI) 2018 di Tangerang, Kamis (25/10).
Husin menganjurkan, pemerintah dan pelaku usaha Indonesia untuk berkaca ke Eropa dan Amerika. Pemerintahan di dua kawasan tersebut sudah memberikan kemudahan kepada investor Arab agar berkontribusi dalam pembangunan infrastruktur.
Pada tahun depan, Husin berencana mengajak investor dari Arab untuk menjajaki sektor energi, hospitality dan pariwisata. "Mereka sebenarnya mau-mau saja, asalkan hasilnya nyata dan ada kemudahan, termasuk tanpa tender," ucapnya.
Sementara itu, Importir Arab Saudi, BAFARAT, mengajak tenaga ahli pertanian Indonesia untuk meningkatkan kerja sama perdagangan. Perusahaan ini bergerak pada sektor pertanian ini merupakan importir komoditas teh, kopi, dan rempah-rempah Indonesia.
Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah Gunawan mengatakan, kerja sama ini diharapkan dapat meningkatkan ekspor nonmigas Indonesia ke Arab. BAFARAT sendiri menawarkan lahan pertaniannya untuk dikelola oleh perusahaan di Indonesia khususnya oleh para pakar pertanian dan pakar pariwisata.
Gunawan menuturkan, lahan pertanian seluas 21 ribu hektar itu terletak di Sudan atau dekat dengan Sungai Nil yang menjadi sumber pengairan. “Lahan ini akan digunakan untuk pengembangan rumah potong hewan, lahan pertanian, perhotelan, dan pariwisata," ujarnya
Gunawan menuturkan, BAFARAT juga ingin merekrut tenaga lulusan sekolah pariwisata dan perhotelan Indonesia untuk bekerja di sektor pariwisata. Sedangkan untuk mengerjakan proyek berupa pembangunan fasilitas hotel, sarana dan prasarana pariwisata, serta pengembangan sektor energi yang ramah lingkungan, BAFATAR ingin bekerja sama dengan perusahaan kontraktor Indonesia.
Saat ini, Gunawan mengatakan, BAFARAT sedang menjalankan bisnis di bidang ritel sebagai pemilik kedai kopi di Jeddah dan ingin mendapatkan pasokan suplai kopi dari Indonesia. “Sebelumya, BAFARAT merupakan importir kopi Indonesia yang mengirimkan lima kontainer kopi setiap bulannya," katanya.