REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Danamon berkomitmen menjaga kualitas penyaluran kreditnya. Hal itu terlihat dari rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) perseroan yang turun menjadi tiga persen year on year (yoy) di kuartal III 2018. Sebelumnya pada periode sama tahun lalu NPL perseroan mencapai 3,3 persen.
Chief Credit Officer dan Direktur Bank Danamon Dadi Budiana menjelaskan, penurunan NPL tersebut berkat perbaikan proses koleksi atau collection perusahaan. "Upaya collection kita lakukan lebih. Kita sempurnakan terus-menerus," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Rabu, (24/10).
Selain itu, kata dia, perseroan juga melakukan penghapusan buku, termasuk mengelola risiko secara pruden. Ke depannya, Dadi menegaskan Bank Danamon akan tetap menjaga NPL.
Ia menambahkan, rasio biaya kredit atau cost of credit ratio hingga kuartal III 2018 pun stabil. "Kalau kita lihat posisi sembilan bulan sepanjang 2018, ini mirip seperti sembilan bukan pertama tahun lalu," jelasnya.
Dadi menyebutkan, cost of credit ratio stabil pada tingkat 2,6 persen. Sementara kredit yang direstrukturisasi pun terus menurun.
Sebagai informasi, Bank Danamon mencatat pertumbuhan kredit dan trade finance pada kuartal ketiga tahun ini sebesar enam persen (yoy). Dengan begitu menjadi Rp 134,3 triliun, sebelumnya sebesar Rp 126,9 triliun pada periode sama tahun lalu.
Sementara itu, di luar pembiayaan mikro, pertumbuhan kredit dan trade finance perseroan mencapai 10 persen menjadi Rp 131,1 triliun.
Pertumbuhan tersebut disumbang oleh kredit di segmen Kredit Perumahan Rakyat (KPR) dengan pertumbuhan sebesar 35 persen menjadi Rp 7,3 triliun. Kemudian segmen perbankan Usaha Kecil Menengah (UKM) tumbuh 11 persen menjadi sebesar Rp 30,5 triliun.