REPUBLIKA.CO.ID, PRABUMULIH -- PT Pertamina EP (PEP), anak perusahaan PT Pertamina (Persero) sekaligus Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, melalui unit Asset 2 Prabumulih Field, memfokuskan giat inovasi guna mendongrak capaian di tahun 2018. Upaya ini pun kemudian mulai berbuah manis, di mana salah satu inovasinya yakni Integrated Gas Monitoring dan Conditioning berhasil menaikkan revenue sebesar Rp 239 miliar sejak diterapkan pada April 2018.
“Inovasi merupakan kegiatan yang terus dilaksanakan di PT Pertamina EP (PEP) Prabumulih Field, guna mencapai target produksi dan juga revenue dengan biaya yang seminim mungkin untuk mendatangkan hasil yang maksimal bagi negara,” ungkap Prabumulih Field Manager Heragung Ujiantoro dalam Rapat Evaluasi Kinerja Triwulan III pada Selasa (23/10).
Revenue gas TW III tahun 2017 tercatat sebesar Rp 6,48 triliun, sementara untuk 2018 tercatat sebesar Rp 7,7 triliun. Kenaikan ini pun terjadi signifikan setelah penerapan inovasi di bulan April 2018.
PEP Prabumulih Field memegang peranan penting pada penyaluran gas di Sumatera Selatan dan Jawa Bagian Barat. Hal ini mengingat, posisi PEP Prabumulih Field bukan hanya sebagai salah satu produsen terbesar dari gas di Sumatera Selatan, melainkan juga memegang proses kendali penyaluran dari produsen-produsen gas lainnya yakni PEP Pendopo Field, PEP Adera Field, Medco Teras, Medco Rambutan, dan juga KSO Indrillco.
“Optimalisasi gas selalu menjadi main concern kami, mengingat setiap konsumen memiliki spesifikasi kebutuhan tekanan gas yang berbeda-beda. Guna menghindari back pressure (tekanan balik), maka diperlukan smart system yang bisa mengontrol gas sehingga aliran gas dapat menyesuaikan dengan kebutuhan konsumen dan meningkatkan revenue bagi perusahaan,” terang Heragung. Sementara itu dari sisi konsumen, inovasi ini juga diungkap Heragung sebagai hal yang positif untuk menghindari kekurangan pasokan gas.
PEP Prabumulih Field.
Gas Production Assistant Manager PEP Prabumulih Field Wangsit Sinung K, yang menjadi kepala dari tim inovasi gas menambahkan bahwa tahapan inovasi ini dimulai dari kegiatan identifikasi operasi plant, engineering, koordinasi dengan transporter-konsumen, SWOT analisis, modifikasi sistem kontrol penyaluran gas, operasi, dan monitoring.
”Dalam kondisi sebelum optimalisasi, penyaluran gas untuk konsumen menggunakan flow controller dengan menggunakan sensing yang untuk safety operation LPG Plant Sumbagsel saja. Setelah dilakukan inovasi dengan membuat formula, sensing flow controller dapat memperhitungkan kondisi operasi dari beragam produsen gas. Selanjutnya, dengan membuat baseline percentage operasi flow controller, penyaluran gas ke konsumen PGN Jawa dan konsumen Sumbagsel dapat diatur sesuai kebutuhan dan juga target,” terang Wangsit.
Saat ini produksi PEP Prabumulih Field berkisar pada angka 8.537 BOPD untuk minyak dan 154.8 MMSCFD untuk gas. Konsumen utama gas dari Sumatera Selatan antara lain terdiri dari PT Pupuk Sriwidjaya, PT PGN untuk kelistrikan di Jawa, PT PLTG Asrigita, hingga gas kota Palembang dan Prabumulih.