Rabu 24 Oct 2018 01:53 WIB

Tiga Kota Ini Berpotensi Capai Target Wisman 2019

Wisman yang datang ke Indonesia masih didominasi menggunakan pesawat terbang.

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Friska Yolanda
Sejumlah wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan Pantai Waterblow yang ditutup di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (20/7).
Foto: Antara/Fikri Yusuf
Sejumlah wisatawan mancanegara mengunjungi kawasan Pantai Waterblow yang ditutup di kawasan Nusa Dua, Badung, Bali, Jumat (20/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan ada beberapa kota di Indonesia yang berpotensi untuk memenuhi target wisatawan mancanegara (wisman) 2019. Kota-kota tersebut yaitu Bali, Jakarta, dan Kepulauan Riau. 

Arief mengatakan jika Bali menjadi kota pertama yang berpotensi menyumbang wisman di Indonesia. "Kalau saya hitung itu (Bali) bisa menerima satu sampai 1,5 juta (wisman) di Bali tahun depan," kata Arief di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (23/10). 

Kota kedua yang bisa menyumbang wisman yaitu Jakarta dan ketiga baru Kepulauan Riau. Menurut Arief, Kepulauan Riau paling banyak menyumbang wisman yang datang ke Indonesia menggunakan kapal feri. 

Arief memastikan Kementerian pariwisata memberikan branding feri yang ada di Kepulauan Riau. "Kita berikan hot deal untuk ibu-ibu kalau belanja semua akhir pekan, sekarang kita geser hari biasa karena week days di Batam kosong," ujar Arief. 

Sementara itu, Arief mengakui wisman yang datang ke Indonesia sejauh ini masih paling besar melalui pesawat terbang. Menurutnya sebanyak 75 persen wisman datang ke Indonesia menggunakan pesawat terbang. 

Selanjutnya, penggunaan feri hanya sekitar 1,5 juta wisman dari Singapura ke Kepulauan Riau. Selain itu juga melalui perahu layar pesiar namun tidak banyak hanya sekitar ribuan orang. 

Pemerintah saat ini menargetkan pariwisata Indonesia ditargetkan menkadi yang terbaik di kawasan regional atau melampaui ASEAN pada 2019. Pesaing utama Indonesia yaitu Thailand dengan devisa pariwisata melebihi 40 miliar dolar AS.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement