REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan hingga akhir 2018, diprediksi devisa dari wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 17 miliar dolar AS. Selanjutnya pada 2019, Arief mengatakan industri pariwisata bisa menyumbang devisa sampai 20 miliar dolar AS.
"Ketika mencapai 20 miliar dolar AS kita harapkan pariwisata akan menjadi penghasil devisa terbesar di Indonesia," kata Arief di Gedung Kementerian Sekretariat Negara, Selasa (23/10).
Hanya saja, menurut Arief hingga saat ini Badan Pusat Statistik (BPS) baru mengeluarkan devisa dari industri pariwiasata sampai Agustus 2018. Dia menjelaskan, hingga Agustus 2018 industri pariwisata menyumbang devisa sekitar 10,5 juta dolar AS.
Strategi Menpar Penuhi Target Wisman 2019
"Dari totalnya 10,5 juta dolar AS tadi kira-kira average spend per advertiser (ASPA) nya sekitar seribu dolar AS jadi sekarang sudah (Indonesia) menerima (devisa dari industri pariwiasata) sekitar 10,5 miliar dolar AS," kata Arief.
Dia menambahkan, Kemenpar belum yakin jika target wisman pada 2018 mencapai 17 juta orang tercapai. Sebab, bencana alam dalam beberapa waktu terakhir sangat berpengaruh dalam penurunan jumlah wisman di Indonesia.
Arief menuturkan, bencana alam seperti gempa mengakibatkan wisman berkurang sekitar 100 ribu orang dalam sebulan. "Nah sampai sekarang (gempa) belum teratasi. Dulu erupsi Gunung Agung totalnya kehilangan satu juta wisman," kata Arief.
Untuk itu dia memprediksi wisman hingga akhir 2018 hanya menyentuh 16,5 juta orang. Hanya saja, dia menegaskan target devisa dari industri pariwisata pada 2018 tetap tercapai.
"ASPA Indonesia sudah mencapai 1.100 dolar AS, bukan seribu dolar AS. Jadi kalau 1.100 dolar AS dikalikan 16,5 juta wisaman masih mungkin tercapai 17 miliar dolar AS pada akhir 2018," ungkap Arief.