Kamis 18 Oct 2018 14:40 WIB

Warga Kelurahan Jati Sambut Baik Pemanfaatan Jargas

Pemakaian jaringan gas lebih praktis ketimbang gas melon.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Friska Yolanda
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan pencatatan meter (cater) mengunakan kamera digital.
Foto: ANTARA FOTO/Fachrurrozi
Petugas dari Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan pencatatan meter (cater) mengunakan kamera digital.

REPUBLIKA.CO.ID, PROBOLINGGO -- Meter jaringan pipa gas bumi untuk rumah tangga (Jargas) nampak terpasang di rumah-rumah warga Kelurahan Jati, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Meskipun, belum semuanya rumah-rumah yang terpasang meter Jargas tersebut sudah benar-benar teraliri gas yang dialirkan Perusahaan Gas Negara (PGN) tersebut, karena masih dalam tahap uji coba dan pengenalan.

"Untuk tahap uji coba ini baru 10 rumah yang sudah benar-benar teraliri gas bumi. Uji coba ini sudah berlangsung sejak September," kata Lurah Jati, Endah Dwi Kumalasari saat ditemui di kantornya, Kamis (18/10).

Endah menjelaskan, baru 10 rumah di Kelurahan Jati yang benar-benar teraliri gas bumi pada tahap uji coba tersebut. Namun, kata dia, sudah ada 611 rumah yang dipasangi meter jargas dari total 2.100 kepala keluarga di kelurahan yang dipimpinnya.

Endah menambahkan, terkait pengaliran gas bumi ke rumah-rumah yang telah dipasangi meter Jargas tersebut akan dilakukan secara bertahap. Dia pun memastikan, akhir Desember 2018, seluruh rumah yang telah dipasangi meter Jargas, sudah teraliri gas bumi.

Endah mengaku, masyarakat di kelurahannya sangat antusias menyambut pemanfaatan gas bumi tersebut. Bahkan, warga masyarakat yang rumahnya belum dipasangi meter jargas, meminta untuk dipasangi agar bisa memanfaatkan gas bumi.

"Ya masyarakat sini senang sih bisa menggunakan gas bumi karena lebih murah dan praktis. Tapi kan berdasarkan MoU hanya 611 rumah yang dipasang. Saya berharap sih bisa lebih," ujar Endah.

Salah satu warga Kelurahan Jati yang sudah merasakan manfaat gas bumi, Sri Wantini (47) mengaku lebih senang menggunakan gas bumi ketimbang elpiji. Itu tak lain karena selain lebih murah, menurutnya dengan menggunakan gas bumi juga lebih praktis.

"Tidak perlu angkat-angkat tabung elpiji lagi, jadi lebih praktis. Terus tidak perlu takut kehabisan gas karena kan ini (gas bumi) ngalir terus," ujar Sri.

Meskipun sehari-harinya menjual elpiji melon, ibu satu anak tersebut mengaku tidak ragu-ragu pindah ke gas bumi ketika ada tawaran. Sri juga mengaku tidak khawatir jika nanti seluruh warga di sekitarnya beralih dari elpiji ke pemanfaatan gas bumi.

"Nggak masalah, elpiji melon juga tetap pasti ada yang beli. Yang beli mereka yang buat jualan di pinggir jalan, atau tetangga-tetangga yang ada hajatan," kata Sri.

Warga lainnya Maryono (50) juga mengakui hal serupa. Pria yang akrab disapa Ari tersebut menganggap, dengan beralihnya ke gas bumi maka lebih praktis. Ari juga merasa lebih tenang dengan menggunakan gas bumi karena tidak perlu khawatir kehabisan gas untuk keperluan sehari-hari.

"Jadi mau masak kapan saja tinggal jetrek, tidak perlu khawatir kehabisan gas. Kalau pakai elpiji kan tiba-tiba kehabisan pas mau masak, harus riwah-riwih nyari. Mending kalau ada, kalau pas lagi kosong?" Kata Ari.

Pejabat Pembuat Komitmen Proyek Jargas Probolinggo Direktorat Jenderal Migas Kementerian ESDM Agung Kuwardono mengungkapkan, untuk 2018, proyek pengaluran Jargas di Jatim memang difokuskan di dua kota. Kedua kota yang dimaksud adalah Kota Probolinggo dan Kota Pasuruan.

Menurutnya, program Jargas Rumah Tangga Kementerian ESDM di Kota Probolinggo dibangun di empat kelurahan. Yakni, Kelurahan Mangunharjo, Kelurahan Jati, Kelurahan Mayangan, dan Kelurahan Wiroborang.

"Kelurahan-kelurahan tersebut merupakan hasil usulan walikota kepada Kementerian ESDM, tersebar di titik-titik Regulating Station (RS) di wilayah Kelurahan Jati dan Kelurahan Mangunharjo," ujar Agung.

Baca juga, PGN Uji Coba Jaringan Gas Rumah Probolinggo

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement