REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Indonesia telah membuktikan diri mampu menjadi tuan rumah yang baik untuk perhelatan International Monetary Fund (IMF)-World Bank Group (WBG) Annual Meeting di Bali, 8-14 Oktober 2018. Indonesia mendapat kehormatan sebagai tuan rumah untuk menjamu para direktur keuangan, gubernur bank sentral, pejabat pemerintahan maupun swasta, dan pihak terkait lainnya. Turut hadir dalam pertemuan ini adalah Founder Alibaba, Jack Ma dan Founder Bill & Melinda Gates Foundation, Melinda Gates.
Kesuksesan Indonesia menggelar kegiatan berkelas internasional itu tidak terlepas dari kerja keras seluruh pihak penyelenggaraan dan juga rakyat Indonesia. Memang bukan pekerjaan yang ringan karena ada kurang lebih 3.500 anggota delegasi dari 189 negara anggota menghadiri acara ini guna membahas pertumbuhan, isu-isu, serta strategi ekonomi global, termasuk peluang kerjasama pembangunan antar-negara. Dengan para pejabat dan ekonom besar dunia hadir secara bersamaan di suatu tempat, tentunya membutuhkan pengamanan yang ketat guna mencegah timbulnya berbagai situasi yang tidak diinginkan.
Salah satu aspek krusial kelancaran dan kesuksesan AM IMF-WB 2018 ini adalah keamanan. Untuk itu, Nodeflux telah bekerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) mendukung keamanan AM IMF-WBG 2018 melalui teknologi surveillance berbasis artificial intelligence. Keamanan telah mulai dijaga ketat dari luar lokasi acara.
Siaran pers Nodeflux yang diterima Republika.co.id, Senin (15/10) menyebutkan, Nodeflux menyediakan software license plate recognition (LPR) untuk mendeteksi plat kendaraan yang keluar-masuk acara. Data ini akan dicocokkan dengan database kendaraan nasional di kepolisian. Tak hanya itu, Nodeflux juga menyediakan fitur pengenalan wajah (face recognition/FR) yang terhubung dengan 155 juta data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil).
“Dua teknologi ini, LPR dan FR, menjadi faktor kunci fast response Kepolisian dalam pengambilan langkah pengamanan yang cepat dan efektif. Sehingga, pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab dapat dicegah untuk masuk dan mengganggu jalannya rangkaian kegiatan, kata CEO & Co-Founder Nodeflux, Meidy Fitranto.
Ia mengaku bangga dapat turut menyukseskan AM IMF-WBG 2018. “Kami tentunya sangat berterima kasih, diberikan kepercayaan untuk berpartisipasi menunjang keamanan event-event besar dan bertaraf internasional. Nodeflux sebagai perusahan intelligent video analytics berbasis AI pertama dan satu-satunya dari Indonesia, sangat bangga dapat bersaing dengan berbagai solusi dari negara lain, dan menunjukkan bahwa Indonesia mampu untuk produksi sendiri terutama di area surveillance dan latest technology,” ujar Meidy.
Sebelumnya, Nodeflux juga telah mendukung berlangsungnya Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang melalui berbagai teknologi teknologi surveillance berbasis artificial intelligence murni karya anak bangsa.
Meidy menyebutkan, Nodeflux adalah platform analitik video cerdas pertama Indonesia. Platform ini mentransformasikan cara organisasi menggunakan datanya melalui teknologi canggih. Kehadiran platform ini dimulai tahun 2016, saat dua sahabat yaitu Meidy Fitranto (CEO & co-founder) dan Faris Rahman (CTO & co-founder) memulai perjalanan mereka untuk membawa teknologi canggih ke pasar.
“Didukung oleh Prasetia Dwidharma, Telkom Indonesia, dan East Venture sebagai investor, kami terus-menerus menangani masalah dunia nyata melalui produk hebat. Sebagai tim hebat dengan penuh semangat, kami mampu bersaing di kancah global untuk menangani klien,” ujar Meidy Fitranto.