Senin 15 Oct 2018 21:15 WIB

NU Luncurkan Channel Edukasi

Hoaks yang banyak beredar telah meresahkan masyarakat.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj
Foto: Republika/Rakhmawaty La'lang
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Organisasi Islam Nahdlatul Ulama meluncurkan NU Channel yang berisi program-program edukasi. Program ini tidak provokatif, mengajarkan toleransi, dakwah, doa, kebudayaan, seni, diskusi, dan talkshow.

"NU Channel hadir karena banyak berita atau paham bermuatan provokatif yang memengaruhi pola pikir masyarakat awam," kata Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj, Senin (15/10).

Ia mengatakan berita-berita itu telah tersebar secara bebas, khususnya di media sosial. Berita-berita semacam itu berpotensi membahayakan kesatuan dan persatuan bangsa. Hoaks yang banyak beredar telah meresahkan masyarakat.

"Serangan hoaks menyasar pola pikir dan cara pandang sehingga masyarakat harus teliti dan waspada dalam menyaring informasi yang diterima," katanya.

Ia menjelaskan NU melihat adanya urgensi dalam meluruskan paham-paham radikal yang tengah beredar. "Caranya dengan memelihara iklim toleransi serta melakukan gebrakan dalam merespons kemajuan zaman melalui peluncuran NU Channel pada Nin media," kata Said Aqil.

Wakil Sekjen PBNU dan Pimpinan NU Channel, Imam Pituduh mengatakan dalam rangka menyebarkan berita baik dan menetralisasi konten-konten negatif seperti hoaks. Salah satu gebrakan yang dilakukan PBNU adalah meluncurkan NU Channel yang bisa dinikmati melalui Nin media.

"Berkat Nin media, masyarakat di daerah pelosok dan perbatasan Indonesia kini bisa menikmati NU Channel dan TV-TV Indonesia lainnya secara jernih," kata Imam.

President Director Nin media Rahadi Arsyad mengatakan pemerataan teknologi informasi merupakan hak seluruh masyarakat Indonesia, termasuk untuk daerah pelosok dan perbatasan yang tidak terjangkau channel TV.

"Bekerja sama dengan puluhan channel, Nin media bertujuan membangun ekosistem penyiaran free to air yang berkualitas dan dapat dijangkau seluruh masyarakat secara gratis hingga ke daerah pelosok," katanya.

Menurut dia, Nin media merupakan sebuah terobosan baru dunia penyiaran Indonesia, sebagai satu-satunya layanan siaran TV satelit FTA (free to air) dengan frekuensi KU Band di Indonesia. "Ada puluhan channel yang bisa dinikmati secara gratis mulai dari tayangan hiburan, keagamaan, pendidikan, hingga ilmu pengetahuan. Nin media menyiarkan tayangan yang berkualitas, baik dari segi mutu tontonan maupun teknis penayangan yang jernih," kata Rahadi.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement