REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Rudiah, 30 tahun, tak pernah menyangka gempa akan meluluhlantakkan daerah tempat tinggalnya. Rudiah berasal dari desa Wanitiga, Kecamatan Tanantofea kabupaten Donggala. Saat gempa mengguncang Donggala hari Jumat, 28/10, ia berada di rumah bersama anaknya.
Petang hari, sekitar pukul 17.30 WITA, Rudiah merasakan guncangan yang begitu besar di rumahnya. Tiba-tiba semua benda berjatuhan. Atap rumahnya runtuh.
Tak ada hal lain yang terlintas di pikiran Rudiah, selain menyelamatkan anaknya dan lari secepat mungkin. Malang, ia terjatuh, dan puing-puing atap rumahnya runtuh. Rudiah terjatuh sambil menggendong anaknya yang masih balita. Kakinya terjepit reruntuhan bangunan. Beruntung nyawanya dan anaknya masih selamat.
Kini Rudiah terbaring sakit di pengungsian, dengan patah tulang di kakinya. Selain Rudiah, ada pula Samsuddin, 54 tahun, asal desa Wanidua Kecamatan Tanantofea Kabupaten Donggala.
BRI Syariah memberikan bantuan pengobatan untuk korban gempa Palu.
Samsuddin adalah salah satu korban selamat. Beruntung, Samsuddin bisa menyelamatkan diri. Namun seminggu di pengungsian, membuat kesehatan Samsuddin turun. Ia memiliki riwayat penyakit diabetes. Selama di pengungsian ia tak sempat menjaga kesehatan hingga kakinya mulai luka.
Rudiah dan Samsuddin hanya sedikit dari ribuan korban gempa di Kabupaten Donggala. Saat ini lebih dari 2.500 korban luka terbaring di pengungsian di Palu, Donggala dan sekitarnya.
Selain patah tulang, saat ini di pengungsian mulai banyak pengungsi yang sakit. Mereka mengeluh demam dan diare. Demam dan diare memang menjadi penyakit yang awam dijumpai di lokasi bencana.
Untuk membantu para korban, relawan BRI Syariah bersama Baznas dan Yayasan Baitul Maal (YBM) BRI turun langsung menyalurkan Faedah Kesehatan untuk korban bencana gempa bumi di Desa Baliasih Kab Sigi Sulteng. Bersama relawan, ada juga tim medis yang siap membantu mengobati para korban gempa.
“Sepekan setelah gempa melanda, masih banyak jenazah yang belum bisa diangkut dari bawah reruntuhan bangunan. Medannya memang sangat berat. BRI Syariah akan terus hadir di tengah para korban bencana, kami harap kehadiran kami bisa meringankan beban. Selain bantuan pangan, obat-obatan juga diperlukan. Kami akan terus pantau kondisi di Sulawesi Tengah, dan menyesuaikan bantuan yang kami salurkan,” kata Sekretaris Perusahaan PT Bank BRI Syariah Tbk Indriati Tri Handayani.
Faedah Kesehatan merupakan program Corporate Social Responsibilty BRI Syariah. Selain hadir di Kabupaten Donggala, program CSR BRI Syariah juga akan menyalurkan bantuan kepada korban gempa di Kabupaten Sigi dan Kota Palu.
BRI Syariah terus menggalang donasi bagi korban gempa Palu dan Donggala. Selain menyalurkan bantuan berupa makanan, tenda dan keperluan lainnya, BRIsyariah terus membuka rekening donasi. BRI Syariah membuka penggalangan dana melalui rekening infaq shadaqah BRI Syariah 1003987716.
Bantuan juga bisa disalurkan melalui Dompet Bencana dan Kemanusiaan melalui UPZ BAZNAS BRIsyariah 2020555555 a/n Badan Amil Zakat Nasional, Aksi Peduli Bencana BRIsyariah dan Rumah Zakat 1000859172 a/n Yayasan Rumah Zakat Indonesia, aksi #indonesiabersamapalu-donggala BRIsyariah dan Aksi Cepat Tanggap di virtual account dengan nomor 1039726064 a/n Aksi Cepat Tanggap,aksi peduli gempa dan tsunami BRIsyariah bersama Baitul Maal Hidayatullah di nomor rekening 10838643847 a/n Baitul Maal Hidayatullah. Donasi yang terkumpul akan disumbangkan kepada korban gempa Palu dan Donggala.