Ahad 07 Oct 2018 17:38 WIB

Baru 4,7 Juta UMKM Go Online

Lebih dari 143 juta penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Friska Yolanda
Produk kerajinan UMKM.  (ilustrasi)
Foto: Republika/Wihdan
Produk kerajinan UMKM. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jumlah pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah memanfaatkan platform online sebagai tempat berdagang masih sedikit. Asisten Deputi Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM Herustiati mencatat, sekitar 4,7 juta unit UMKM yang go online. Jumlah tersebut hanya sekitar delapan persen dari total 58,97 juta unit UMKM yang kini sudah berdiri.

Asisten Deputi Bidang Pemasaran Kementerian KUKM Herustiati menjelaskan, pemerintah menargetkan 8 juta UMKM sudah go online pada 2019. Untuk mencapainya, sejumlah kementerian bekerja sama termasuk Kementerian KUKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Perindustrian dan Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

"Setengah perjalanan menuju ke sana dan kami optimistis bisa (capai target)," ujarnya kepada Republika.co.id, Ahad (7/10).

Herustiati menjelaskan, pemerintah akan terus mendorong pelaku usaha untuk bisa mengakses platform online, terutama e-commerce atau perdagangan elektronik. Sebab, dengan masuk ke e-commerce, pelaku sama saja dengan membuka cabang di banyak tempat sekaligus. Keuntungan mereka bisa meningkat hingga dua kali lipat karena peluang pasar yang lebih luas. 

Selain e-commerce, pemerintah juga mendorong pemanfaatan media sosial yang kini sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat. Kementerian KUKM telah bekerja sama dengan Facebook di Indoneisa untuk memberikan pelatihan kepada pelaku UMKM. "Ada 3.000 UMKM di 15 kota yang terlibat. Tujuannya, meningkatkan kapasitas mereka memanfaatkan media sosial sebagai tempat pemasaran," tutur Herustiati.

Sampai September, Herustiati menambahkan, pihaknya sudah memfasilitasi 700 UMKM untuk dapat terintegrasi dengan sistem e-commerce. Tidak hanya memperhatikan pemasaran, Herustiati juga mengajak pelaku UMKM untuk tetap fokus pada sektor hulu, yakni proses produksi. Kualitas produk, mutu desain, inovasi teknologi sampai pengemasan harus diperhatikan agar bisa bersaing dengan produk internasional. 

"Ketika hulu sudah baik dan hilir juga berjalan maksimal, daya saing kita bisa semakin baik di mata dunia,” katanya.

Direktur Jendral Industri Kecil dan Menengah (IKM) Kementerian Perindustrian Gati Wibawaningsih menjelaskan, pelaku IKM tidak boleh ketinggalan dalam memanfaatkan platform pemasaran online. Tercatat, 54,68 persen populasi atau lebih dari 143 juta penduduk Indonesia telah terhubung dengan internet. Ini membuktikan, peluang pasar IKM di dunia maya begitu luas.

Gati menjelaskan, mendorong keterlibatan IKM dalam suatu platform e-commerce nasional merupakan salah satu prioritas untuk mendukung upaya Indonesia memasuki era Revolusi Industri Keempat atau Making Indonesia 4.0. "Dengan prioritas ini, kami terus mendorong para pelaku IKM untuk bergabung dalam e-commerce, salah satunya melalui program e-Smart IKM," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement