REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Muamalat menyebutkan bahwa dana pihak ketiga (DPK) dari dana haji pada tahun ini bertambah sekitar Rp 2,7 triliun. DPK haji tersebut berasal dari 110 ribu nasabah.
Menurut Direktur Utama Bank Muamalat Ahmad Permana, bank masih mengalami pertumbuhan nasabah yang cukup besar meskipun terkendala urusan permodalan. "Walaupun banyak berita begitu (permodalan), kami secara bisnis masih tumbuh baik. Bank ini milik umat jadi tidak peduli apa yang terjadi di pemberitaan, DPK dan nasabah kita terus tumbuh besar," ujar Permana di kantor pusat Bank Muamalat, Jakarta, Rabu (3/10).
Rencana perusahaan untuk right issue diharapkan dapat mendorong penguatan permodalan bank. Kepastian rencana konsorsium dalam right issue, kata Permana, akan memberi kepastian kepada nasabah dan stakeholder, sehingga managemen dapat melangkah lebih pasti dalam bisnis korporasi.
Setelah menambah permodalan dari aksi korporasi ini, bank akan memperkuat infrastruktur bank. Kemudian melakukan perbaikan dalam rasio pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF) dengan membuat tim khusus restrukturisasi pembiayaan bermasalah.
"Jadi tiga hal yang diperbaiki yaitu risk, IT dan organisasinya. Setelah itu solid, baru ekspansi," kata Permana.
Penguatan bisnis yang dilakukan adalah dengan memperkuat Islamic segmen yang selama ini menjadi core business bank. "Ini karena uniknya Muamalat disitu. Kami akan menggarap segmen ini secara lebih baik," katanya.